NEW YORK, iNewsPurwokerto.id - Duta Besar Israel untuk PBB yang akan segera meninggalkan jabatannya, Gilad Erdan, menyatakan bahwa markas besar PBB di New York harus “dihapus dari muka bumi.”
Pernyataan tersebut dilaporkan oleh media Israel. Erdan mengatakan kepada harian Israel Maariv dalam wawancara yang diterbitkan pada Selasa (20/8/2024), seperti dilansir kantor berita Anadolu, “Gedung PBB harus ditutup dan dihapus dari muka bumi.”
“Gedung ini, meskipun mungkin terlihat bagus dari luar, sebenarnya rusak dan terdistorsi,” ujar Erdan.
Dalam wawancara mendatang dengan i24News, seperti dilaporkan The Times of Israel, Erdan mengungkapkan, “Di satu sisi, saya merasa puas dengan perjuangan dan pekerjaan saya di sini, tetapi di sisi lain, saya merasa sangat tertekan dan frustrasi dengan kenyataan bahwa gedung ini, yang mungkin tampak bagus dari luar, sebenarnya rusak dan terdistorsi.”
Pengganti Erdan, Danny Ben Yosef Danon, mulai menjabat pada hari Senin. Mengenai rencananya di masa depan, Erdan dilaporkan mengatakan bahwa dia melihat dirinya memimpin Partai Likud sayap kanan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang kontroversial.
Ini bukan kali pertama Erdan menyerang PBB; sebelumnya, dia telah mengkritik Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Israel telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Jalur Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Saat ini, Israel sedang diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina dan telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 40.173 warga Palestina telah tewas dan 92.857 terluka akibat serangan Israel.
Selain itu, sedikitnya 11.000 orang dilaporkan hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza. Organisasi Palestina dan internasional menyatakan bahwa mayoritas dari mereka yang tewas dan terluka di Gaza adalah wanita dan anak-anak.
Perang Israel juga menyebabkan kelaparan akut, terutama di Gaza utara, yang menyebabkan kematian banyak warga Palestina, terutama anak-anak.
Agresi Israel juga menyebabkan pemindahan paksa hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa menuju kota Rafah di selatan, yang dekat dengan perbatasan Mesir. Ini menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba 1948.
Kemudian dalam perang tersebut, ratusan ribu warga Palestina mulai bergerak dari selatan ke Gaza tengah untuk mencari keselamatan.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta