KIEV,iNews.id - Diduga menjadi agenda ganda Ukraina dan Rusia, juru runding perdamaian Kiev ditembak mati.
Juru runding tersebut bernama Denis Kireev (45). Para anggota Parlemen Kiev mengatakan eksekutor penembakan adalah anggota Dinas Keamanan Ukraina.
Para pejabat pemerintah Kiev mengatakan Kireev yang merupakan mantan bankir itu tewas dalam operasi untuk "membela negara" dan mencapnya sebagai pahlawan.
Tetapi klaim seorang anggota Parlemen mengatakan Kireev meninggal saat dia ditangkap oleh dinas keamanan. Kireev hadir selama pembicaraan tegang dengan Rusia pekan lalu, meskipun perannya tidak jelas.
Menurut kantor berita Interfax-Ukraine, anggota Parlemen Ukraina Oleksiy Honcharenko menulis di saluran Telegram-nya: "Selama penangkapan, Dinas Keamanan Ukraina menembak mati seorang anggota delegasi negosiasi Ukraina Denis Kireev. Dia dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi."
Tuduhan itu digemakan oleh anggota Parlemen Ukraina lainnya, Alexander Dubinsky. Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Pertahanan Ukraina mengakui Kireev adalah seorang mata-mata.
Namun, kementerian itu menegaskan bahwa dia melakukan "tugas khusus" dan "membela Ukraina".
Klaim yang saling bertentangan itu memicu spekulasi bahwa Kireev adalah agen ganda Ukraina-Rusia. Sebuah pernyataan resmi dari Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan: "Selama pelaksanaan tugas khusus, tiga mata-mata tewas-karyawan Direktorat Intelijen Utama Kementerian Dalam Negeri." "Nasib Alexei Ivanovich, Chibineev Valery Viktorovich, Denis Borisovich Kireev. Mereka tewas membela Ukraina, dan pangkat mereka membawa kita lebih dekat ke kemenangan!" imbuh kementerian tersebut.
"Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban." "Pahlawan tidak mati! Mereka hidup selama kita mengingat mereka! Kemuliaan bagi Ukraina! Kemuliaan bagi para pahlawan!" lanjut kementerian tersebut seperti dikutip The Mirror, Senin (7/3/2022).
Surat kabar Rusia, Pravda, melaporkan bahwa konservasi telepon membuktikan bahwa Kireev adalah mata-mata, di mana sumber yang dikutip mengatakan: "Dia adalah seorang agen. Anda sendiri tahu mengapa agen dibunuh."
Rusia, yang dipimpin Presiden Vladimir Putin, meluncurkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu. Saat ini, invasi telah memasuki hari ke-12. Moskow menolak narasi bahwa apa yang dilakukannya di Ukraina sebagai invasi melainkan operasi militer khusus untuk membela Donetsk dan Luhansk, dua wilayah di Ukraina timur yang telah diakui Putin sebagai negara merdeka.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta