JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Puisi berjudul “Ketika Diam Ku Berpikir” yang ditulis oleh Rin Sukma Tegar Muslimah, seorang siswi tuna netra dari kelas X SLTA Luar Biasa Negeri Lebak Bulus, Jakarta, berhasil menyentuh hati para hadirin di ruang Ballroom Tri Brata, Jakarta Selatan, pada Selasa (3/12/2024). Acara tersebut merupakan peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2024 dengan tema “Bersama Mewujudkan Inklusivitas Menuju Generasi Maju dan Berkarya”.
Diamku adalah berpikir
Usai sudah menggugat takdir diriku
Aku berprasangka baik pada Tuhanku
Kini kubercakap pada angin singgah diwajahku
Diskusi hati mewarnai dunia
Pada diamku, aku ingin dunia mengikutiku
Sorot mata, decak kagum, dan riuh tepuk tangan
Takjub akan kemilauku
Ya.. kemilau kita semua
Disabilitas Netra
Dalam acara tersebut, Priyaka Irfan Astama, salah satu sosok inspiratif penyandang disabilitas yang mencerminkan semangat inklusivitas dalam pendidikan dan kehidupan, turut memberikan motivasi kepada para penyandang disabilitas untuk terus belajar.
"Teman-teman semua jangan pernah patah semangat untuk terus berjuang dan belajar. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Guru saya mengucapkan terima kasih karena tidak letih untuk membimbing saya," kata Priyaka yang kerap disapa Ipang dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional, Selasa.
Sebagai alumni Peserta Didik Penyandang Disabilitas (PDPD), Priyaka pernah mengenyam pendidikan di SLBN 02 Jakarta dan melanjutkan ke SMKN 6 Jakarta. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) Ilmu Olahraga di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan pascasarjana (S2) juga di universitas yang sama.
Selain berprestasi secara akademis, Priyaka juga seorang atlet Taekwondo yang telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih pencapaian luar biasa. Kini, ia berkarier sebagai HRD di salah satu bank BUMN. Hal itu menjadi bukti bahwa inklusi yang didukung oleh lingkungan pendidikan yang tepat mampu membuka peluang dan menciptakan SDM yang unggul.
Sementara menurut Ketua Komisi Nasional Disabilitas Republik Indonesia, Dante Rigmalia, menyatakan bahwa saat ini Komisi Nasional Disabilitas (KND) sedang mendorong pelaksanaan pendataan penyandang disabilitas secara nasional. Keberadaan data ini merupakan amanat dari Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016, yang mengharuskan semua penyandang disabilitas untuk didata oleh sektor terkait bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia tercatat sebanyak 22,97 juta orang, yang setara dengan sekitar 8,5% dari total populasi.
"Tugas KND memastikan pelaksanaan penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak setiap individu bagi penyandang disabilitas dalam pembangunan nasional. KND telah mendorong percepatan pengarusutamaan dan keberpihakan nyata atas isu disabilitas dengan avokasi berbasis dampak di berbagai tingkat pemerintah maupun non-pemerintah serta bagi individu penyandang disabilitas," kata Dante.
Dante mengatakan, pihaknya sejauh ini telah mencatat beberapa capaian praktik baik, salah satunya adalah layanan kanal aduan Disabilitas Tanah Air (DiTA) 143 yang hingga November 2024 telah membantu penyandang disabilitas dengan meneruskan 289 pesan aspirasi, 202 aduan, 188 info ketenagakerjaan, dan 491 pesan lainnya dari dan kepada kementerian maupun lembaga yang terkait.
Pada kesempatan tersebut, Tati Srihayati dari Direktorat PMPK menyampaikan bahwa upaya menghapus stigma adalah langkah awal untuk mengatasi hambatan dalam menciptakan pembangunan yang inklusif. Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur memadai bagi disabilitas. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan, terutama mereka yang berada di daerah terpencil.
"Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung penyandang disabilitas. Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat antara lain dengan menunjukkan kepedulian lebih terhadap penyandang disabilitas. Mendukung organisasi atau komunitas penyandang disabilitas dan berbagi pengalaman atau kisah inspiratif mengenai penyandang disabilitas," paparnya.
Editor : Aryo Arbi