Bahkan, di dalam grup WhatsApp RT, dirinya tak memasukkan nama dokter Sunardi. "Saya tak memasukkan namanya di dalam grup (WhatsApp) lingkungan. Selama tinggal juga tidak ada sosialisasi dengan warga," ujarnya
Bambang tidak mengetahui secara pasti dokter Sunardi berasal dari mana. Pasalnya, sejak tinggal di lingkungan di mana dirinya menjabat sebagai Ketua RT, dokter Sunardi belum menyerahkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Pengenal (KTP).
"Tidak ada serahkan KK dan KTP. Tinggal bersama istri anaknya ada empat. Dia membuka praktik di rumah. Kalau saya lihat pasiennya juga tidak begitu banyak. (Tempat tinggal) tidak tahu pasti sendiri atau menyewa, Saya juga tidak begitu tahu," ujarnya.
Selama tinggal di RT 01 RW 07, kata dia, dokter Sunardi tak pernah membayar iuran sebesar Rp25.000 tiap bulannya. Meski jarang berinteraksi, namun diakuinya, bila dokter Sunardi rajin pergi salat berjemaah di masjid.
"Saya akui beliau sangat rajin ke masjid. Kebetulan saya juga takmir masjid. Paling ketemu di masjid waktu Maghrib dan Isya. Dia ke masjid menggunakan tongkat karena kakinya cedera akibat kecelakaan,”katanya.
Editor : EldeJoyosemito