Tidak hanya menghadapi tantangan zaman, Toko Roti GO pernah mengalami masa sulit pada periode agresi militer Belanda kedua tahun 1948. Toko ini dibakar habis bersama bangunan lainnya di Purwokerto.
Para pemilik dan karyawannya terpaksa mengungsi demi keselamatan. Namun, semangat mereka untuk melanjutkan usaha ini tidak pernah padam. Setelah kondisi pulih, toko kembali dibangun dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya.
Toko Roti GO telah mendapatkan sertifikat halal, sehingga konsumen dapat menikmati roti legendaris ini dengan tenang.
"Kami berkomitmen untuk terus membuat roti dengan standar khas Roti GO, tanpa bahan pengawet dan dengan pewarna alami. Proses pembakaran menggunakan tungku tradisional dan kayu bakar adalah rahasia kami selama ini, dan itu akan terus kami pertahankan," ungkap Pararto Widjaja.
Selain itu, mereka merasa terharu dengan pelanggan setia yang terus mendukung toko ini dari generasi ke generasi. "Saya senang dan sangat berterima kasih karena banyak yang masih ingat dengan toko kami. Ini adalah kepuasan tersendiri bagi kami," tambahnya.
Toko Roti GO bukan sekadar toko roti, melainkan warisan budaya kuliner yang hidup di tengah modernitas. Meski bangunannya sederhana dan klasik, keistimewaan toko ini terletak pada usianya yang berabad-abad serta komitmennya dalam mempertahankan tradisi pembuatan roti secara alami.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Purwokerto, rasanya tak lengkap tanpa mampir ke Toko Roti GO. Dengan resep tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi, Roti GO tetap menjadi pilihan favorit masyarakat Purwokerto dan sekitarnya, serta menjadi bagian penting dari sejarah kota tersebut.
Editor : Elde Joyosemito