get app
inews
Aa Text
Read Next : PMI Banyumas Gelar Silaturahmi Pendonor dan Penggerak Donor Darah

Kisah BCG Pepy, Camat Wanita di Gumelar Banyumas yang Tak Pernah Tidur Nyenyak Saat Musim Hujan

Jum'at, 24 Januari 2025 | 18:19 WIB
header img
Kisah BCG Pepy, Camat Wanita di Gumelar Banyumas yang Tak Pernah Tidur Nyenyak Saat Musim Hujan. Foto: Saladin Ayyubi / iNews.id

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id - Saat itu hujan deras melanda wilayah Kabupaten Banyumas hingga cukup lama. Bagi sebagian orang, mungkin mereka bisa tidur dengan lelap saat hujan turun. Tapi tidak bagi BCG atau Bu Camat Gumelar yang mempunyai nama lengkap Diah Rapitasari, S.STP, M.Msi ini.

Ia justru khawatir dengan kondisi hujan yang terus menerus. Benar saja, tak lama kemudian, Camat Gumelar yang akrab di panggil BCG atau Pepy ini harus meluncur ke beberapa titik lokasi bencana seperti ke wilayah Desa Paningkaban, Desa Cihonje, Desa Samudera dan Desa Cilangkap.

Meski ia tinggal di Kota Purwokerto atau berjarak sekitar 35 kilometer ke lokasi bencana, namun tanggung jawab sebagai camat harus ia lakukan. Hingga hari ini Jumat (24/1/2025), BCG Pepy harus terus berada di lokasi bencana untuk ikut bersama masyarakat menangani kondisi tanah longsor.


Bu Camat Gumelar yang akrab di panggil BCG atau Pepy ini harus meluncur ke beberapa titik lokasi bencana. Foto: Saladin Ayyubi/ iNews.id

Tanah longsor yang terjadi akibat kondisi geografis dengan struktur tanah clay atau tanah liat ini memang kerap terjadi di wilayah Kecamatan Gumelar saat hujan turun. Longsoran tanah yang menutup jalan membuat akses warga setempat mengalami kesulitan. 

Sementara meluapnya Sungai Tajum mengakibatkan lumpur dan material sungai masuk ke jalan di sejumlah desa di Gumelar. Hal ini tentu saja membuat ia harus sigap dalam menangani bencana.

“Meski saya perempuan, saya harus turun langsung ke lapangan untuk melihat lokasi bencana agar tahu keadaan masyarakat yang terkena bencana secara langsung ataupun bersama rekan di Kecamatan Gumelar. Dari sinilah saya nanti bisa meminta akses ke pihak terkait di kabupaten agar segera ditangani,” kata Pepy, Jumat.

Untuk menangani lumpur yang meluap ke jalan kabupaten di wilayah Kecamatan Gumelar, sebagai camat ia harus meminta bantuan pihak Kantor Pemadam Kebakaran Kabupaten Banyumas. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang licin akibat terkena lumpur membuat warga yang berkendara roda dua tergelincir dan jalan harus dibersihkan dengan segera.

Bencana di wilayah Kecamatan Gumelar yang harus ia tangani saat ini adalah di Desa Tlaga terdapat dua titik, Desa Gumelar dua titik, Desa Paningkaban terdapat tiga titik bencana, Desa Cihonje terdapat dua titik bencana, Desa Samudera satu titik dan Desa Cilangkap ada tiga titik. 

Meski banyak bencana yang ia tangani, sebagai camat yang ditempatkan di wilayah rawan bencana, BCG Pepy mengaku tetap bersemangat. Hal ini dikarenakan dukungan dan semangat warganya yang bergotong royong ikut menangani saat bencana terjadi.

“Saat saya ke lokasi bencana, warga dan aparat bahu membahu bekerjasama menangani. Kemarin dari Paguyuban Truk Engkel swadaya memperbaiki jalan rusak dengan cara menambal menggunakan dana iuran mereka dengan cara membeton jalan yang berlobang sepanjang kurang lebih 1 kilometer,” jelas Pepy.

Ibu dari dua anak dan istri dari Letda Laut Umar Fannani ini sudah 2 tahun ditempatkan sebagai camat di wilayah bencana dengan kontur tanah perbukitan tanah liat. Ia mengaku semula ia belum tahu kalau wilayahnya termasuk ekstreem dan tanahnya mudah longsor. 

“Awalnya saya cukup terkejut saat mengetahui wilayah disini rawan bencana longsor. Namun saya segera bertindak bagaimana agar masyarakat justru bisa mendapatkan akses ke pemerintah kabupaten saat penanganan bencana agar bisa cepat tertangani,” katanya.


BCG Pepy tampak memantau proses pembersihan jalan akibat longsor. Foto: Saladin Ayyubi / iNews.id

Kini musim hujan justru membuat camat wanita ini tidak bisa tidur nyenyak. Setiap hujan ia deg-degan dan harap-harap cemas menunggu laporan kejadian longsor ata bencana banjir. 

Langkah pertama saat mendengar informasi ini, ia langsung memberikan warning ke temen-teman kades. Setelah itu ia langsung menindak lanjuti laporan Bupati dan  dinas terkait termasuk termasuk BPBD. Setelahnya, ia akan segera menuju lokasi kejadian untuk bersama masyarakat ikut menanggulangi bencana tersebut.

Sebagai camat ia berharap pemerintah kabupaten merespon cepat permasalahan masyarakat disini yang terkait dengan kebencanaan. Ia juga ingin wilayahnya dibantu segara untuk membuat tanggul atau bronjong serta kebutuhan lainnya untuk menanggulangi bencana alam di wilayahnya. 

Meski hal ini terkait dengan anggaran, namun ia berharap bisa ada pelimpahan anggaran ke kecamatan yang sekecil-kecilnya pun akan ia terima untuk kebutuhan masyarakat.

“Dalam penanganan bencana, saya sering menggunakan biaya sendiri, misal kerjabakti dibeberapa titik. Uang seadanya saya berikan kepada masyakarat. Padahal di desa kami dari 10 desa yang semua rawan bencana. Tanpa bantuan dan kerjasama masyarakat serta dukungan mereka, saya tidak bisa berbuat banyak disini,” ujarnya.

“Sebagai camat saya memang pengin liat langsung ke lokasi bencana dan ingin bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi saya diberi amanah seperti ini dan tidak semua orang dapat amanah seperti saya,” tambah Pepy.

Baginya, sampai harus menginap di rumah dinas tidak menjadi soal agar penanganan bencana cepat tertangani. Namun ia juga berharap adanya respon positip dan cepat dari temen-teman organisasi perangkat daerah sehingga setiap ada laporan akan ditindak lanjuti. Hal ini untuk meyakinkan masyarakat agar mereka merasakan hadirnya negara di wilayah paling ujung barat laut Kabupaten Banyumas yang jauh pusat pemerintahan kabupaten.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut