BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id-Warga di Banyumas sudah mencicipi mie ayam Kamsir? Mie ayam Kamsir, yang terletak di Desa Piasa Kulon, Kecamatan Somagede telah menjadi ikon kuliner bagi warga setempat.
Lokasinya yang strategis di pinggiran kota, tepatnya sekitar 100 meter ke arah selatan dari Embung Piasa sebelum gapura perbatasan Banyumas-Banjarnegara, membuat tempat ini mudah dijangkau.
Mie Ayam Kamsir sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet. Pasalnya, tak jarang pengunjung harus pulang dengan tangan hampa karena stok mie ayam sudah habis, meski hari masih siang. Sensasi menyantap mie ayam di sini pun terasa berbeda.
Pengunjung dapat menikmati hidangan di bawah rindangnya pohon albasia, sambil duduk lesehan di atas tikar yang disediakan.
Keunikan ini menarik perhatian tidak hanya warga Banyumas, tetapi juga dari kabupaten sekitarnya. Mie ayam yang disajikan memiliki cita rasa khas, dengan kuah berwarna keruh dan aroma rempah yang kuat, mirip kuah kari. Potongan ayamnya juga terasa lebih besar, bukan sekadar dadu atau suwiran kecil.
Kamsir (58), pemilik warung mie ayam ini, mengaku telah berjualan sejak 1995. Namun, ia baru menempati lokasi saat ini sejak sembilan tahun lalu. "Saya menetap di sini sejak 2014. Sebelumnya, berjualan di pinggir jalan dekat gapura perbatasan kabupaten,"katanya.
Awalnya, Kamsir tidak hanya menjual mie ayam, tetapi juga bakso. Namun, sejak pindah ke lokasi baru, ia memutuskan fokus pada mie ayam. Satu mangkuk mie ayam dihargai Rp 10 ribu.
"Dulu ada baksonya. Sekarang hanya mie ayam. Harga awalnya Rp 350 per porsi, sekarang Rp 10 ribu, kadang saya kasih diskon seribu atau dua ribu," jelasnya.
Kamsir membuka warungnya setiap hari pukul 09.30 WIB hingga 14.30 WIB. Namun, tak jarang dagangannya sudah habis sebelum pukul 12.30 WIB. "Saya buka sampai azan Asar. Kalau musim ramai, saya tambah porsinya. Di akhir pekan, saya siapkan 25 kg bahan mie atau sekitar 400 porsi. Kalau hari biasa, 15 kg atau 250 porsi," paparnya.
Kuah mie ayam Kamsir dirancang sesuai selera lidah orang Banyumas yang cenderung manis dan pedas. Meski begitu, banyak juga pelanggan dari luar kota yang membeli mie ayam mentah untuk dibawa pulang.
"Ada pelanggan dari Semarang yang beli mentah. Kalau dibungkus, harus sabar menunggu," ungkapnya.
Anang (31) mengatakan bahwa dia rela menempuh perjalanan satu jam bersama istri hanya untuk mencicipi kuliner legendaris ini. "Saya penasaran setelah diceritakan kakak. Rasanya cocok, kuahnya kuat karena ada kunirnya. Tempatnya juga nyaman, bisa makan lesehan di bawah pohon," ungkapnya.
Mie Ayam Kamsir bukan sekadar kuliner, melainkan sebuah pengalaman kuliner yang memadukan cita rasa autentik dan nuansa alam yang menenangkan.
Editor : EldeJoyosemito