Sempat Rusak Diterjang Banjir Bandang, Pembangunan Jembatan Weton Kulon Resmi Dimulai

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id – Warga Desa Weton Kulon, Kecamatan Puring, menggelar tasyakuran dan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur atas dimulainya pembangunan Jembatan Weton Kulon yang menghubungkan dua kecamatan, yakni Puring dan Buayan.
Acara tersebut digelar pada Jumat (11/4/2025) dan turut dihadiri oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani serta sejumlah pejabat daerah.
Dalam sambutannya, Bupati Lilis mengungkapkan bahwa jembatan yang membentang di atas Sungai Telomoyo ini mengalami kerusakan berat dan akhirnya putus akibat banjir bandang yang melanda pada 15 Maret 2022.
Kondisi tersebut tidak hanya memutus akses antarwilayah, tetapi juga sangat mempengaruhi mobilitas warga serta aktivitas perekonomian lokal.
Karena keterbatasan anggaran daerah, Pemkab Kebumen kemudian mengajukan permohonan dana hibah kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Upaya itu akhirnya membuahkan hasil pada akhir 2024, saat Kabupaten Kebumen memperoleh dana hibah senilai lebih dari Rp15 miliar.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama dan dukungan banyak pihak, dana hibah ini telah masuk ke kas daerah. Rekonstruksi jembatan ini sangat penting untuk menghubungkan kembali dua kecamatan, mempercepat distribusi barang dan jasa, sekaligus memulihkan konektivitas sosial dan ekonomi masyarakat,” ujar Bupati Lilis.
Ia pun meminta seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini—baik penyedia jasa, konsultan pengawas, maupun dinas teknis—untuk bekerja secara profesional dan mengutamakan keselamatan serta komunikasi dengan masyarakat.
Sementara itu, Kepala BPBD Kebumen Udy Cahyono menjelaskan bahwa kontrak pembangunan jembatan telah efektif sejak 8 April 2025, dengan masa pengerjaan selama 245 hari hingga 8 Desember 2025.
Proyek ini akan digarap oleh PT Karya Adi Kencana, dengan pendampingan dari CV Cahaya Konsultan sebagai pengawas dan CV Amphidya Yodha Engineering sebagai konsultan perencana.
“Jembatan akan dibangun total, menggantikan struktur lama. Kali ini tanpa tiang di tengah, melainkan menggunakan rangka baja dan fondasi diperkuat di kedua sisi untuk mengantisipasi risiko banjir,” terang Udy.
Kepala Desa Weton Kulon, Dasikin, turut mengisahkan bahwa jembatan tersebut pertama kali dibangun menggunakan sasak bambu dan sempat dibeton pada 2010.
Namun, kembali rusak akibat banjir pada 2022. Sejak saat itu, pihak desa beberapa kali mencoba membangun jembatan darurat dari bambu, namun semuanya gagal bertahan saat musim hujan datang.
“Setelah tiga kali bangun darurat dan terus rusak, saya akhirnya menyerah. Tapi sekarang kami sangat bersyukur, karena pembangunan jembatan ini sangat berarti bagi kami. Tidak perlu lagi memutar dua kilometer hanya untuk menyeberang,” ujar Dasikin penuh haru.
Dengan dibangunnya kembali Jembatan Weton Kulon, warga di Kecamatan Puring dan Buayan berharap dapat kembali merasakan kelancaran akses serta peningkatan aktivitas ekonomi yang selama ini terhambat.
Editor : EldeJoyosemito