Menyusup Garis Musuh: 3 Kisah Penyamaran Berani Intel TNI, Termasuk Jenderal Kopassus Jadi Sopir

3. Bersembunyi di Tumpukan Mayat
Kisah penyamaran yang sungguh luar biasa datang dari Prada Pardjo, seorang anggota Pasukan Gerak Tjepat (kini Kopasgat) dalam misi merebut Irian Barat pada 1961-1962. Di tengah kengerian medan perang, ia melakukan tindakan ekstrem: berpura-pura mati di antara tumpukan mayat rekan-rekannya.
Saat diterjunkan ke hutan Papua, pasukan Pardjo mengalami nasib nahas. Mereka disergap oleh Korps Marinir Kerajaan Belanda di wilayah Fakfak dan kalah dalam jumlah personel. Dalam kondisi terdesak, Pardjo dan rekan-rekannya terpaksa mundur.
Setelah merasa aman, mereka mencoba menyusup kembali dan menemukan perkampungan yang telah rata dengan tanah akibat pembakaran oleh Belanda. Di tengah puing-puing, mereka beristirahat, namun serangan tentara Belanda kembali menghantam.
Beberapa rekan Pardjo gugur seketika. Pardjo sendiri terluka akibat tembakan peluru musuh. Dengan insting bertahan hidup yang kuat, ia merangkak mencari perlindungan di balik jasad rekan-rekannya yang telah meninggal. Ia melakukan penyamaran yang mengerikan, menyamar sebagai salah satu korban tewas.
Mobil patroli Belanda terus bergerak di sekitar lokasi, membuat Pardjo tak berani sedikit pun bergerak. Selama lima hari yang penuh ketegangan, ia harus berbaring di antara jenazah rekan-rekannya, sebelum akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh warga setempat yang kemudian merawatnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta