get app
inews
Aa Text
Read Next : Program SOLUSI Diluncurkan, Fokus Rehabilitasi Lahan, Sampah, dan Pemberdayaan Ekonomi

Kisah 120 Warga Kebumen yang Selama Hidup Bergantung pada Transfusi Darah

Jum'at, 16 Mei 2025 | 08:19 WIB
header img
Dalam rangka memperingati Hari Thalasemia Sedunia 2025, Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Kebumen mengadakan seminar. (Foto: Istimewa)

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id-Sebanyak 120 warga di Kabupaten Kebumen harus menjalani hidup dengan ketergantungan penuh terhadap transfusi darah akibat thalasemia, penyakit kelainan darah bawaan yang mereka derita sejak lahir. 

Dalam rangka memperingati Hari Thalasemia Sedunia 2025, Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) Kebumen mengadakan seminar dan talkshow di Pendopo Kabumian, Kamis (15/5/2025).

Mengusung tema "Bersama untuk Thalasemia", kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani, Kepala Dinkes PPKB dr. Iwan Danardono, Anggota Komisi E DPRD Jateng Faiz Alauddien Reza Mardhika, serta para narasumber dari kalangan dokter dan psikolog. Hadir pula para penyintas thalasemia bersama orang tua mereka.

Thalasemia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan tubuh memproduksi hemoglobin secara tidak normal, sehingga pasien kerap mengalami kekurangan darah. Kondisi ini membuat para penyintas harus menjalani transfusi darah secara berkala, antara dua minggu hingga satu bulan sekali, sepanjang hidup mereka.

Ketua POPTI Kebumen, Dwiyono Kurniawan, menjelaskan bahwa para penyintas thalasemia di Kebumen memerlukan perhatian khusus karena mereka tidak bisa bertahan tanpa transfusi darah rutin dan konsumsi obat.

“Kalau tidak ditransfusi, mereka akan lemas karena kekurangan hemoglobin. Ini bukan penyakit menular, tapi keturunan. Harus transfusi seumur hidup,” ujar Dwiyono.

Ia menegaskan bahwa jika tidak ditangani dengan benar, thalasemia dapat menimbulkan komplikasi serius seperti gangguan jantung, kerusakan hati, keterlambatan pertumbuhan, bahkan kematian.

Melalui kegiatan ini, Dwiyono berharap pemerintah dapat memberikan dukungan nyata, baik dalam bentuk kemudahan layanan kesehatan, maupun peningkatan edukasi kepada masyarakat agar kasus thalasemia bisa dicegah sejak dini.

Dalam sambutannya, Bupati Kebumen Lilis Nuryani menyampaikan bahwa penanganan thalasemia tak cukup hanya dengan pendekatan medis. Ia menekankan pentingnya aspek sosial, emosional, dan edukasi dalam upaya penanggulangan penyakit ini.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut