get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemkab Kebumen Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman

Pemkab Kebumen Launching Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting

Rabu, 21 Mei 2025 | 09:11 WIB
header img
Pemkab Kebumen menegaskan komitmennya dalam menurunkan prevalensi stunting. (Foto: Istimewa)

KEBUMEN, iNewsPurwokerto.id-Pemkab Kebumen menegaskan komitmennya dalam menurunkan prevalensi stunting melalui langkah-langkah strategis yang terukur dan kolaboratif. Komitmen ini ditegaskan dalam forum Rembug Stunting yang digelar di Pendopo Kabumian, Selasa (20/5/2025).

Acara tersebut dihadiri Bupati Kebumen Lilis Nuryani, jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah Edi Rianto, pimpinan OPD, camat, tokoh masyarakat, perwakilan BUMD, tenaga kesehatan, hingga berbagai elemen masyarakat.

Dalam sambutannya, Bupati Lilis menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting bukan sekadar target pembangunan, melainkan tanggung jawab kolektif demi masa depan generasi penerus. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, Indonesia menargetkan angka stunting nasional turun menjadi 18 persen pada 2025.

"Pemkab Kebumen bertekad tidak hanya mencapai target nasional, tapi juga berkontribusi lebih dalam pencapaian tersebut," ujar Lilis.

Menurutnya, strategi yang dijalankan mengacu pada Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN-PASTI), yang melibatkan tiga pendekatan utama. Pertama, intervensi sejak hulu. Edukasi dan pendampingan dilakukan mulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga anak usia di bawah dua tahun.

“Kita harus memastikan semua mendapat pemantauan dan dukungan berkelanjutan,” ujarnya.

Kedua, penguatan sinergi lintas sektor. Kolaborasi antara pemerintah desa, kecamatan, puskesmas, PKK, tokoh agama, dan elemen masyarakat lainnya dinilai penting agar upaya penanggulangan stunting lebih efektif. Ketiga, pendekatan gizi yang menyeluruh dan terintegrasi.

"Artinya, tidak sekadar memberi makanan tambahan. Kita juga perlu memperbaiki sanitasi, memastikan ketersediaan air bersih, dan memperkuat perlindungan sosial untuk keluarga berisiko," imbuhnya.

Sebagai wujud inovasi, Pemkab Kebumen juga meluncurkan dua program unggulan. Pertama, GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Stunting), sebuah gerakan berbasis empati yang mengajak masyarakat untuk menjadi orang tua asuh bagi keluarga berisiko stunting, mulai dari ibu hamil hingga balita dari keluarga miskin.

"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam gerakan ini. Satu aksi kecil bisa membawa perubahan besar untuk generasi mendatang," ujar Bupati.

Program kedua adalah SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu), yang dirancang untuk memberikan respons cepat dalam penanganan kasus gawat darurat. Sistem ini mengintegrasikan layanan ambulans, ketersediaan tempat tidur rumah sakit, kantong darah, hingga sistem rujukan lintas fasilitas kesehatan.

"SPGDT adalah bentuk nyata dari komitmen kami menyediakan layanan kesehatan yang cepat, tanggap, dan menyeluruh," tandasnya.

Kepala Dinas Kesehatan dan PPKB Kebumen, dr. Iwan Danardono, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa stunting merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

"Stunting bukan hanya soal tinggi badan. Ini berdampak pada perkembangan otak, prestasi belajar, hingga kerentanan terhadap penyakit tidak menular," jelasnya.

Ia menambahkan, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional masih berada di angka 19,8 persen. Sementara Jawa Tengah mencatat angka 17,1 persen. Adapun Kebumen menunjukkan capaian yang lebih baik, yakni 9,17 persen menurut data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut