Festival Gunung Slamet ke-8 Resmi Dibuka, Target Pengunjung 50 Ribu Wisatawan

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id – Festival Gunung Slamet (FGS) ke-8 resmi digelar di kawasan wisata Desa Lembah Asri Serang, Kecamatan Karangreja, Jumat (4/7/2025). Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, membuka langsung acara yang menjadi salah satu pilar penting pengembangan pariwisata daerah.
Dalam sambutannya, Dimas menegaskan bahwa FGS akan terus diselenggarakan setiap tahun sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata yang berkelanjutan.
“Selama pemerintahan Fahmi–Dimas, FGS akan kami selenggarakan secara konsisten dengan kualitas yang semakin baik. Kami ingin Desa Serang seterkenal Kota Batu di Malang,” ujarnya.
Wabup Dimas menyampaikan rencana untuk menjadikan FGS tahun depan lebih meriah dengan menghadirkan lebih banyak artis nasional serta memperluas keterlibatan pelaku usaha lokal. Ia juga mengapresiasi kehadiran puluhan stan UMKM dan desa wisata yang dinilai memberikan dampak langsung bagi ekonomi masyarakat.
FGS sendiri merupakan salah satu event pariwisata unggulan Jawa Tengah. Setelah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) pada 2024, tahun ini festival tersebut kembali lolos kurasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai salah satu dari 110 kegiatan terbaik secara nasional.
Penyelenggaraan FGS 2025 mengusung tema The Royal Journey, yang diawali dengan kegiatan tradisional seperti bersih desa, kenduri, dan Senam Happy. Kegiatan berlanjut dengan pentas seni desa-desa wisata di sekitar Gunung Slamet, sesi ngopi bareng bersama Komunitas Kopi Purbalingga, serta munajat bersama tokoh agama Gus Mohammad Luqman dan komunitas Gandrung Nabi.
“Jangan lewatkan pengajian malam ini di udara sejuk Serang. Sabtu akan jadi puncak pesta budaya,” imbuh Dimas.
Sabtu menjadi hari yang paling dinanti dengan serangkaian tradisi budaya seperti pengambilan air suci dari Tuk Sikopyah, kirab budaya, ruwat bumi, dan pembagian air kepada pengunjung. Sorotan utama adalah santap massal 8.888 porsi nasi 3G (Gundil, Gandul, Gereh) yang ditargetkan memecahkan rekor MURI dan dunia. Malam harinya, panggung Akustik Kabut Lembut menghadirkan penyanyi nasional Ghea Indrawari.
FGS akan ditutup Minggu (6/7/2025) dengan acara sport-tourism seperti Trail Run dan perang tomat, serta penampilan grup musik MAssDDDHO dalam konser Suaraloka Gunung Slamet.
Wabup Dimas menyampaikan bahwa dirinya akan bermalam selama tiga hari penuh di Desa Serang untuk mengawal langsung jalannya festival.
“Saya akan mempromosikan FGS lewat media sosial agar lebih banyak wisatawan datang. Kita ingin Karangreja seramai Jakarta,” ujarnya optimistis.
Kepala Desa Serang, Sugito, menyebut FGS membawa dampak ekonomi signifikan bagi warganya. Ia menyebut, setiap tenant mampu mengantongi omzet hingga Rp3 juta per hari. Tahun ini, panitia menargetkan 50 ribu pengunjung, meningkat dari 43 ribu pada penyelenggaraan tahun lalu.
Wabup Dimas menegaskan bahwa FGS bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga bentuk nyata pelestarian budaya luhur oleh masyarakat. Ia meyakini, festival ini akan terus memberikan efek ganda bagi sektor ekonomi, sosial, dan budaya di Purbalingga.
“FGS bukan hanya milik Desa Serang, tapi sudah menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Purbalingga, bahkan Indonesia,” tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito