UT dan UIN Saizu Purwokerto Gelar Kolaborasi Seminar, Bahas Potensi Pangan Indonesia

Di sisi lain, peluang pasar cukup menjanjikan. Tren gaya hidup sehat, meningkatnya kesadaran konsumen, serta potensi ekspor produk lokal seperti jamu, tepung mocaf, dan olahan tempe membuka jalan bagi pengembangan industri ini.
Sementara pembicara dari UIN Saizu UIN Saizu Yulia A Sulaeman, S.Si, M.T., mengkaji Invisible Invasion : Microplastics in Our Soil yaitu Invasi Mikroplastik yang Tak Terlihat: Ancaman Nyata di Dalam Tanah.
Menurutnya, tanah yang selama ini menjadi tumpuan pertanian dan kehidupan ternyata tengah mengalami invasi senyap. Mikroplastik—partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter—telah ditemukan menyebar luas dalam ekosistem tanah di seluruh dunia. Fenomena ini tidak hanya mengkhawatirkan dari sisi lingkungan, tetapi juga berdampak serius terhadap ketahanan pangan dan kesehatan manusia.
Menurut berbagai riset, mikroplastik kini dapat ditemukan di hampir seluruh jenis tanah, termasuk lahan pertanian. Partikel ini berasal dari berbagai sumber, seperti limbah rumah tangga, produk pertanian berbahan plastik, serta limbah industri. Salah satu jalur utama masuknya mikroplastik ke tanah adalah melalui lumpur hasil pengolahan air limbah atau biosolid. Data dari UNEP mencatat bahwa 95 persen mikroplastik dari instalasi pengolahan air limbah akhirnya bercampur dengan biosolid yang digunakan sebagai pupuk.
Setelah berada di dalam tanah, mikroplastik menyebar secara vertikal maupun horizontal . Yang mengkhawatirkan, partikel ini bisa masuk ke dalam jaringan tanaman melalui celah, pori-pori, atau melalui proses biologis seperti endositosis. Bahkan, beberapa partikel mikroplastik dapat diserap melalui daun dan bergerak ke akar, menyatu dalam sistem internal tanaman.
Dampaknya tidak main-main. Tanah yang terkontaminasi mikroplastik menunjukkan penurunan kualitas biologis dan fisik. Mikroorganisme tanah terganggu, porositas tanah menurun, dan kemampuan menyimpan air menjadi tidak optimal.
Kondisi ini secara langsung memengaruhi produktivitas pertanian dan kualitas pangan. Dalam jangka panjang, partikel plastik ini dapat naik ke rantai makanan, masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi sayuran, buah-buahan, dan produk hewani.
"Situasi ini menuntut langkah konkret dari berbagai pihak. Upaya pencegahan dan mitigasi harus segera dilakukan, antara lain dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mengatur pengelolaan limbah pertanian, serta mengembangkan metode pengolahan air limbah yang lebih ramah lingkungan. Edukasi publik tentang bahaya mikroplastik di tanah juga menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang,"katanya.
Kontaminasi mikroplastik di tanah bukan lagi isu masa depan. Ini adalah ancaman nyata yang sudah terjadi hari ini. Untuk melindungi keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan, tindakan harus dimulai sekarang, tidak lagi nanti.
Editor : EldeJoyosemito