UMP Angkat Kearifan Lokal Bojongsari, Jamu Gendong dan Tanaman Obat Jadi Fokus KKN

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id - Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, menjadi lokasi pengabdian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP). Melalui program Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (KKN PMM), mereka mengangkat tema “Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Berbasis Tanaman Obat dan Jamu Gendong.”
Sebanyak 20 mahasiswa lintas program studi, mulai dari Farmasi, Agribisnis, Manajemen, Ilmu Hukum, hingga Teknik Informatika resmi diserahkan oleh perwakilan panitia KKN, Arifin Suryo Nugroho, M.Pd., kepada Camat Bojongsari, Tri Wahyu Dini Susanti, S.STP. Penyerahan berlangsung hangat dan disaksikan oleh Kepala Desa Bojongsari, Suroyo, S.Sos., serta Kepala Desa Beji, Supriyono.
Program KKN yang berlangsung selama 32 hari ini tak sekadar kegiatan seremonial, tetapi menjadi langkah konkret dalam mengangkat potensi lokal. Para mahasiswa akan menjalankan sejumlah kegiatan pemberdayaan, seperti edukasi cara produksi pangan olahan yang baik (CPPB-IRT), pelatihan pembuatan jamu gendong, teknik granulasi bahan herbal, budidaya tanaman obat, hingga digitalisasi promosi produk lokal.
Dr. apt. Erza Genatrika, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Lapangan, menyebut tema ini dipilih sebagai bentuk integrasi antara ilmu dan praktik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Tanaman obat dan jamu merupakan bagian dari kearifan lokal yang harus diangkat dan dikelola secara ilmiah. Ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga peluang ekonomi,” ujarnya, Senin (28/7/2025).
Program ini juga mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemendiktisaintek RI, melalui skema Tahun Anggaran 2025. Dukungan ini menunjukkan bahwa kegiatan KKN PMM bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan bagian dari strategi pembangunan desa berbasis kolaborasi dan inovasi.
Camat Bojongsari, Tri Wahyu Dini Susanti, menyambut baik kehadiran mahasiswa UMP di wilayahnya. “Kami menyambut baik kehadiran mahasiswa UMP di wilayah kami. Harapannya, sinergi ini mampu menghidupkan potensi desa dengan pendekatan keilmuan, sekaligus memperkuat kapasitas masyarakat,” ungkapnya.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari pengamat sosial dan mitra program, Andi Pranowo, S.Sos., M.Pd., yang menilai KKN PMM sebagai wujud nyata kontribusi perguruan tinggi dalam pembangunan berbasis tradisi dan ekonomi lokal.
“KKN PMM ini menjadi cermin konkret dari peran aktif kampus dalam menciptakan perubahan sosial, terutama di sektor kesehatan berbasis tradisional dan ekonomi lokal,” jelasnya.
Melalui semangat kolaboratif antara mahasiswa, dosen, perangkat desa, dan warga, KKN PMM UMP diharapkan menjadi katalisator perubahan, bukan hanya dalam peningkatan keterampilan, namun juga dalam memperkuat identitas budaya dan kemandirian ekonomi masyarakat.
Editor : Arbi Anugrah