get app
inews
Aa Text
Read Next : Dinkes Ungkap Hanya Satu SPPG di Banyumas yang Kantongi Sertifikat Higiene

Digitalisasi Sistem Pembayaran Kunci Penggerak Ekonomi Banyumas Raya

Jum'at, 01 Agustus 2025 | 17:48 WIB
header img
Usaha kuliner aneka makanan Timur Tengah milik Septiani Dwi Astuti ini sudah hampir 2 tahun merasakan keuntungan menggunakan sistem transaksi digital.. Foto: Saladin Ayyubi

BANYUMAS, iNewsPurwokerto.id  – Perkembangan tekhnologi bagai pisau yang harus terus diasah bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ). Mau tak mau, pelaku UMKM harus apdatif terkait teknologi digitalisasi sistem pembayaran.

Menguntungkan, tentu saja. Hal ini dirasakan Slamet Waluyo (51) pelaku UMKM di Kelurahan Purwanegara, Purwokerto Utara. Sudah lebih setahun ia menggunakan sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Ia mengaku dipermudah dengan sistem pembayaran yang sudah ia lakukan ini. 

"Saya tidak takut lagi menerima uang palsu dan tidak perlu menyiapkan uang kembaliannya," ujar Slamet, penjual dimsum dirumahnya.

Baginya, dengan melakukan transaksi digital, selain meningkatkan efisiensi transaksi, sistem pembayaran digital juga memperluas pasar. 

"Saat ini pembeli juga sudah banyak yang menanyakan sistem pembayaran digital seperti ini," tambah Slamet.

Digitalisasi sistem pembayaran telah menjadi salah satu fondasi penting dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah, tak terkecuali di Banyumas Raya. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi finansial, pelaku usaha di wilayah ini mulai beralih dari transaksi tunai ke sistem pembayaran digital seperti QRIS, dompet digital, dan mobile banking.

Septani Dwi Astuti (37), salah seorang pengusaha kuliner produk nasi kebuli, kebab, roti maryam yang berjualan di food center Almeno di Purwokerto, mulai pakai sistem pembayaran ini sudah hampir 2 tahun. 
Ia diperkenalkan QRIS dari salah satu merketing bank. "Keuntungan transaksi lebih cepat, dan praktis," ujar Eta, panggilan akrabnya.

"Kalau uang tunai kadang kami khawatir jika ada yang palsu yang masuk ke kami," tambahnya.

Ia yang sudah membuka usaha kuliner hampir 3 tahun ini tertarik menggunakan transaksi digital karena praktis.

Kini semakin terbukti digitalisasi sistem pembayaran mampu membuka akses yang lebih luas terhadap layanan keuangan, terutama bagi pelaku UMKM.

Dengan adanya QRIS,  para pedagang kaki lima, warung, hingga pelaku industri kreatif kini bisa menerima pembayaran non-tunai dengan mudah dan aman.

Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto sendiri sudah melakukan langkah untuk ini.

Diantaranya adalah perluasan Merchant dan Peningkatan Transaksi sistem pembayaran non tunai dengan QRIS kepada UMKM, sosialisasi QRIS kepada masyarakat, mahasiswa, kelompok berkebutuhan khusus. 

Peneliti dan pemerhati akuntansi bisnis digital yang sekaligus dosen Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Dr Yanuar E. Restianto mengatakan, jika banyak keuntungan dari adanya transaksi digital. Keuntungan ini antara lain, pelaku UMKM bisa terhindar dari transaksi uang palsu. Dari segi kepentingan manajemen UMKM, secara pencatatan transaksi  digital sudah otomatis dan pendapatan sudah termonitor.

“Kemudahan ini tentu saja menguntungkan dalam hal transaksi bagi UMKM karena mereka yang hanya memperoleh keuntungan tidak seberapa tapi bisa terhindar dari uang palsu. Selain itu transaksi dengan sistem digital sudah otomatis termonitor, “ Jelas Yanuar.

Meski tergolong menguntungkan, namun adapula hambatan bagi pelaku UMKM dalam menggunakan transaksi digital.
Banyak pelaku UMKM, terutama yang berusia lanjut atau berasal dari pedesaan, belum sepenuhnya memahami penggunaan teknologi digital.

Selain itu, di beberapa wilayah di Banyumas Raya masih memiliki koneksi internet yang belum stabil atau terbatas, terutama di desa-desa dan pasar tradisional.

Akibatnya, transaksi digital kadang gagal atau membutuhkan waktu lama, sehingga membuat pelaku usaha dan pembeli tidak nyaman.

Dengan menggunakan transaksi digital, manfaat Jangka Panjang Digitalisasi bagi UMKM bisa membuka banyak peluang yang dapat meningkatkan daya saing usaha secara berkelanjutan. Selain itu terbiasanya pelaku UMKM menggunakan sistem pembayaran digital seperti QRIS, mereka akan lebih mudah melangkah ke platform e-commerce. 

UMKM yang menerapkan sistem pembayaran digital dianggap lebih profesional oleh pelanggan. Hal ini menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas pembeli karena transaksi dianggap aman, modern, dan transparan.

Dari sisi pembeli, mereka akan lebih nyaman bertransaksi dengan pedagang yang menyediakan pembayaran non-tunai.

Hal yang menguntungkan bagi pelaku UMKM bahwa catatan transaksi digital mereka akan menjadi data penting untuk pengajuan kredit usaha rakyat (KUR), pinjaman bank, atau pembiayaan fintech. 

Hal ini karena dalam perkembangannya, lembaga keuangan mulai mempertimbangkan data transaksi digital sebagai salah satu indikator kelayakan kredit.

Ke depan, digitalisasi bukan hanya soal mengikuti zaman, melainkan menjadi syarat utama untuk bertahan dan berkembang di tengah kompetisi yang semakin ketat. UMKM yang mampu bertransformasi akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat, baik di pasar lokal maupun global.

Kini, UMKM yang sebelumnya hanya melayani pembeli secara lokal, saat ini bisa merambah konsumen dari luar daerah tanpa hambatan metode pembayaran.

Meningkatnya pengguna transaksi digital ini tentu tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak. 

Pemerintah kabupaten/kota di Banyumas Raya—seperti Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara—terus mendorong digitalisasi melalui pelatihan UMKM, penyediaan infrastruktur internet, dan kampanye literasi keuangan. Bank Indonesia dan perbankan lokal juga aktif mendistribusikan informasi serta membuka layanan aktivasi QRIS di pasar tradisional, pusat kuliner, dan desa wisata.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut