KHATAM Alquran saat diinginkan umat Islam saat Bulan Ramadan 1443 Hijriah. Di seluruh dunia Muslim sangat berharap dapat hal itu dapat dilakukannya. Lantas apa alasannya?
Ramadan dikenal juga dengan bulan Alquran. Sebab, di bulan inilah diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia.
Alquran (Foto: Freepik)
Dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 185 disebutkan:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ
"185. Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)."
Kepala Unit Percetakan Alquran, Ditjen Bimas Islam Kemenag Jamaluddin M. Marki mengatakan tadarus Al-Quran di bulan Ramadhan menjadi sangat spesial. "Karena tidak hanya semata mengabadikan konteks waktu diturunkannnya Al-Quran, namun juga menjadi ladang amal kebaikan," ujarnya seperti dikutip dari laman Kemenag, Jumat (1/4/2022).
Alquran (Foto: Freepik)
Menurutnya, banyak hadist Rasulullah yang menjelaskan keutamaan membaca Alquran, di antaranya adalah:
عن ابن مسعودٍ رضيَ اللَّه عنهُ قالَ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : منْ قرأَ حرْفاً مِنْ كتاب اللَّهِ فلَهُ حسنَةٌ ، والحسنَةُ بِعشرِ أَمثَالِهَا لا أَقول : الم حَرفٌ ، وَلكِن : أَلِفٌ حرْفٌ، ولامٌ حرْفٌ ، ومِيَمٌ حرْفٌ » رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح .
“Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya. Dan aku tidak mengatakan “Alif Laam Miim” satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, No. 6469)
Setiap kali memasuki Ramadan, kata Jamal, banyak umat Islam yang berusaha untuk mengkhatamkan Alquran. Meski itu adalah amalan ibadah utama, namun ada batasan yang perlu diperhatikan saat akan mengkhatamkannya.
Rasulullah SAW misalnya, melarang untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dalam durasi waktu yang terlalu cepat sehingga terburu-buru saat membacanya.
Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Amru bin Ash, dari Rasulullah Saw., beliau berkata, “Puasalah tiga hari dalam satu bulan.” Aku berkata, “Aku mampu untuk lebih banyak dari itu, wahai Rasulullah.” Namun beliau tetap melarang, hingga akhirnya beliau mengatakan,
“Puasalah sehari dan berbukalah sehari, dan bacalah Al-Qur’an (khatamkanlah) dalam sebulan.” Aku berkata, “Aku mampu lebih dari itu, wahai Rasulullah?” Beliau terus malarang hingga batas tiga hari. (HR. Bukhari)
“Mengkhatamkan Al-Qur’an kurang dari tiga hari, ditakutkan pembacanya tidak bisa memahami dan menghayati kandungan dari Al-Qur’an,” ujarnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta