Warisan Pahit Patrick Kluivert, Gagal ke Piala Dunia, Ranking FIFA Disalip Malaysia

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id - Kiprah Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia kembali menjadi sorotan.
Mantan penyerang asal Belanda itu tak hanya gagal membawa skuad Garuda melaju ke Piala Dunia 2026, tetapi juga meninggalkan catatan pahit dengan turunnya posisi Indonesia dalam peringkat FIFA.
Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) resmi merilis pembaruan peringkat dunia pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Dalam daftar tersebut, Timnas Indonesia mengalami penurunan posisi setelah hasil buruk di ajang FIFA Matchday Oktober 2025 yang berlangsung pada 8–14 Oktober.
Pada periode itu, tim asuhan Kluivert menelan dua kekalahan di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia—masing-masing dari Arab Saudi dengan skor 2-3 dan Irak dengan skor tipis 0-1.
Kekalahan beruntun itu membuat Indonesia menjadi juru kunci Grup B dan sekaligus mengubur impian tampil di putaran final Piala Dunia yang digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Akibat dua hasil negatif tersebut, Indonesia harus turun tiga tingkat dari posisi 119 ke peringkat 122 dunia. Poin FIFA skuad Garuda juga merosot dari 1.157,94 menjadi 1.144,73, atau kehilangan 13,21 poin dalam satu periode.
Penurunan ini semakin menyakitkan karena posisi Indonesia kini disalip tiga negara sekaligus, yakni Korea Utara, Sierra Leone, dan rival utama di kawasan Asia Tenggara, Malaysia.
Malaysia, yang dijuluki Harimau Malaya, naik pesat setelah meraih dua kemenangan meyakinkan atas Laos dalam lanjutan Kualifikasi Piala Asia 2027.
Tim asuhan Kim Pan-gon itu menang 3-0 di Vientiane dan 5-1 di Kuala Lumpur, menambah 13,30 poin dan naik lima peringkat dari posisi 123 ke 118 dunia.
Kini, Malaysia mengantongi 1.161,53 poin, unggul 16,8 poin dari Indonesia yang berada di peringkat 122.
Situasi ini menandai kemunduran signifikan bagi skuad Garuda yang sebelumnya berada di atas Malaysia dalam daftar ranking FIFA.
Kegagalan melaju ke Piala Dunia 2026 serta merosotnya peringkat FIFA menjadi dua catatan kelam yang tersisa dari masa kepemimpinan Patrick Kluivert di kursi pelatih Timnas Indonesia. Sebuah warisan pahit yang kini menjadi pekerjaan rumah besar bagi penerusnya.
Editor : Elde Joyosemito