get app
inews
Aa Text
Read Next : 25 RTLH di Purbalingga dan Banjarnegara Direhab

Konservasi Berbasis Budaya dan Gotong Royong Hidupkan Kembali Mata Air di Tanalum

Senin, 08 Desember 2025 | 18:12 WIB
header img
Komunitas Patanjala dan sejumlah mitra, warga menggelar kegiatan konservasi mata air dengan mengedepankan pendekatan budaya dan gotong royong. (Foto: Istimewa)

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id – Upaya pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal kembali ditunjukkan masyarakat Desa Tanalum, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga. Bersama Komunitas Patanjala dan sejumlah mitra, warga menggelar kegiatan konservasi mata air dengan mengedepankan pendekatan budaya serta semangat gotong royong.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa perawatan sumber daya alam tidak hanya dapat dilakukan melalui pendekatan teknis, tetapi juga dengan menghidupkan kembali nilai-nilai kebersamaan yang telah lama mengakar di tengah masyarakat.

Aksi konservasi dilakukan melalui dua kegiatan utama. Pertama, penanaman pohon di kawasan Mata Air Kedoya, Grumbul Lubang. Kedua, revitalisasi Sumber Mata Air Si Kopyah melalui pembangunan embung atau kolam penampung air di Grumbul Tanalum.

Pemilihan jenis tanaman dilakukan secara selektif. Selain berfungsi sebagai penjaga ekosistem dan resapan air, tanaman yang ditanam juga memiliki nilai ekonomis bagi pemilik lahan. Dengan demikian, konservasi tidak hanya berdampak pada kelestarian lingkungan, tetapi juga memberi manfaat nyata secara ekonomi bagi masyarakat.

Kegiatan tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Komunitas Patanjala, Pemerintah Desa Tanalum, PPA Gasda, Komunitas Loka Kanta, serta Karang Taruna Harapan Bangsa. Dukungan juga datang dari Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Wilayah VII Banjarnegara serta pemilik lahan yang ikut terlibat langsung dalam kegiatan konservasi.

Koordinator Komunitas Patanjala yang juga Ketua PPA Gasda, Teguh Pratomo, S.E., mengatakan kegiatan ini tidak sekadar berfokus pada penanaman pohon atau pembangunan embung semata.

“Kami melihat antusiasme masyarakat luar biasa. Ini bukan hanya tentang menanam pohon atau membuat embung, tetapi lebih kepada menyambung kembali tali kebersamaan serta menumbuhkan kembali tanggung jawab terhadap alam sebagai warisan leluhur,” ujarnya.

Sejumlah keunikan menjadi ciri khas kegiatan konservasi di Desa Tanalum. Seluruh sumber mata air yang dikonservasi berada di lahan milik pribadi warga. Kondisi ini menuntut solusi yang cermat agar pengelolaan lingkungan bisa berjalan seiring dengan kepentingan ekonomi pemilik lahan.

Selain itu, kegiatan ini juga memantik lahirnya Komunitas Loka Kanta, sebuah kelompok masyarakat desa yang bergerak dalam bidang pelestarian lingkungan dan konservasi sumber daya alam secara berkelanjutan. Kehadiran komunitas ini diharapkan mampu menjaga keberlanjutan program konservasi yang telah dimulai.

Hal lain yang tak kalah penting adalah bangkitnya kembali semangat gotong royong. Warga terlibat secara sukarela dalam seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga perawatan pascakegiatan.

Keberhasilan konservasi mata air di Tanalum menunjukkan bahwa pendekatan yang memadukan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial-budaya memiliki daya ungkit yang kuat dalam mendorong partisipasi masyarakat.

Komunitas Patanjala bersama seluruh pihak yang terlibat berharap, langkah konservasi di Desa Tanalum dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menjaga mata air dan lingkungan hidup dengan pendekatan yang sesuai dengan karakter serta kearifan lokal masing-masing.

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut