get app
inews
Aa Text
Read Next : Tokoh Nasional dan Akademisi UMP Bedah RUU Perekonomian Nasional

UMP Beri Dukungan Penuh bagi Mahasiswa Aceh dan Sumatera yang Terdampak Bencana

Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:42 WIB
header img
UMP Beri Dukungan Penuh bagi Mahasiswa Aceh dan Sumatera yang Terdampak Bencana. Foto: Arbi Anugrah

PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) memberikan dukungan khusus bagi mahasiswa asal Aceh dan Sumatera yang terdampak bencana alam. Sekitar delapan mahasiswa mendapat fasilitas makan gratis hingga pembebasan biaya kuliah selama dua semester, Jumat (12/12).

Kebijakan ini diberikan untuk meringankan beban para mahasiswa yang sejak beberapa minggu terakhir tidak lagi menerima kiriman uang dari keluarga mereka di kampung halaman.

Salah satu mahasiswa yang terdampak adalah Asra Sirjani, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan asal Kabupaten Bireuen, Aceh. Ia mengaku komunikasi dengan keluarga masih berjalan, namun sangat terbatas karena kondisi jaringan.

“Komunikasi dengan keluarga bisa tapi masih terbatas, paling chat, kalau untuk telepon sinyalnya masih jelek. Dari sana ngabarin alhamdillah untuk semuanya selamat cuma dari sana minta doa saja yang terbaik. Saya dua bersaudara,” ungkap Asra kepada wartawan.

Asra mengatakan bahwa meski dirinya menerima perhatian dari UMP, ia berharap bantuan lebih banyak dialokasikan untuk warga di daerah asalnya yang masih kesulitan.

“Mungkin dari bantuan saya berharapnya bantuan untuk warga daerah di sana saja, karena masih banyak yang kelaparan, untuk ekonominya masih belum lancar," jelasnya.

Ia mengungkapkan rasa senang dengan kampus yang mengadakan kegiatan untuk bisa membantu masyarakat di Aceh. Meski demikian, ia juga mengatakan jika keluarganya ikut terdampak bencana dan saat ini masih mengungsi.

Asra juga menjelaskan bahwa kiriman uang bulanan dari keluarganya terhenti total.

“iya kiriman (uang bulanan) terhambat, saya kontak-kontak temen-temen paling pinjam uang sebentar untuk bertahan hidup selama kuliah di Purwokerto. Tentunya saya berterima kasih, apalagi saya yang sudah dua minggu lebih tidak ada kiriman dari orang tua, ini sangat membantu,” ujarnya.

Hal serupa dialami Fariha Salsabila, mahasiswa Prodi Anestesi Fakultas Kesehatan. Mahasiswi asal Kabupaten Bandar Meriah, Aceh Tengah, yang sudah satu tahun tinggal di Purwokerto itu mengatakan komunikasi dengan keluarganya juga terhambat.

“Kontak dengan orang tua terakhir sekitar dua minggu lalu, sekarang bisa kontak keluarga tapi jaringan pakai starlink terus ada waktunya, jadi kadang terputus sendiri, makanya untuk sekarang ngobrol sama orang di rumah itu belum bisa leluasa gitu sama orang tua, nanya kabar juga sebatas kabar dan tidak bisa nanya lebih lagi,” ujar Fariha.

Karena tidak ada kiriman uang dari orang tua, ia terpaksa berhemat dan mengandalkan tabungan kecil miliknya.

“Saya berusaha hemat-hemat, terus ada untungnya saya punya sedikit tabungan, jadi bisa membantu sedikit-sedikit, karena buat pinjem ke temen juga ada rasa tidak enaknya, takutnya nanti dia nya butuh dan kita belum bisa bayar, untuk teman yang membantu ada beberapa,” tambahnya.

Rektor UMP, Prof. Dr. Jebul Suroso, menyampaikan bahwa kampus menunjukkan empati dan aksi nyata untuk membantu mahasiswa yang berada jauh dari keluarga dan terdampak situasi bencana.

“Jika simpati empati ke bencana, UMP juga demikian, kita menggalakkan donasi dan sebagainya, keluarga UMP mendoakan saudara-saudara kita, bapak ibu kalian semua di sana dalam kondisi baik-baik dan segera membaik, proses rehabilitasi. kita UMP sudah mengirim tenaga sosial sosial dalam rangka rehabilitasi pascabencana,” ujarnya.

Rektor menegaskan bahwa keselamatan dan kondisi mahasiswa merupakan prioritas.

“Sekarang PR kita adalah, anda yang berada di sini harus kita pastikan dalam kondisi yang baik,” tegasnya.

Dalam dialog bersama mahasiswa, ia memberi ruang agar mahasiswa mengutarakan apa yang mereka butuhkan. Ia juga menegaskan bahwa kampus akan memastikan kebutuhan mereka tetap terpenuhi.

“Apa permintaan kalian? Makanan sudah banget? karena tidak ada kiriman? karena tidak ada kiriman, kalian makan setiap hari silakan datang dan kita akan gratiskan. yang tidak punya uang, mahasiswa dari Aceh, dari Sumatera yang 8 orang ini bingung kalian semua, tidak boleh tidak makanan,” katanya.

Rektor juga menyampaikan dukungan finansial bagi mahasiswa yang tidak mampu membayar biaya kuliah.

“Kalau kalian tidak punya uang untuk bayar SPP, satu tahun ini akan saya bebaskan SPP tetapnya kalian. Tapi kalau punya uang harus bayar, kalau tidak punya uang tidak usah bayar,” jelasnya.

Selain itu, UMP membuka peluang bagi pelajar Aceh dan Sumatera yang terdampak bencana untuk tetap melanjutkan pendidikan.

“Kemudian saya minta, teman-teman kalian yang di sana, mereka bingung ketika mau melanjutkan kuliah, tanya itu ke sana, suruh diantar ke sini atau kalau perlu nanti kami jemput, kami tempatkan dan asrama kami, kita kuliahkan di UMP dengan skema beasiswa khusus untuk anak Aceh dan Sumatera. Kasih tahu mereka ke teman-teman, Apalagi adik-adiknya, saudara-saudaranya itu jangan sampai putus sekolah,” ujar Prof Jebul.

Ia menegaskan kembali tiga dukungan utama UMP: makan gratis, pembebasan SPP tetap selama satu tahun, dan penyediaan beasiswa serta asrama bagi calon mahasiswa dari daerah terdampak bencana.

“Tiga hal itu, Universitas Muhammadiyah Purwokerto mencoba untuk bersama-sama dengan kalian, dan kita terus akan kirim relawan ke sana Di bawah payung Muhammadiyah dan juga langsung dari UMP ke sana,” katanya.

Rektor juga mengingatkan mahasiswa untuk tidak segan memanfaatkan fasilitas makan gratis yang tersedia.

“Nanti ada jam makan di sana, tiga kali sehari, kalian datang nggak usah malu-malu. harus sehat harus kuat,” ujarnya.

Dalam rangkaian aksi solidaritas, UMP juga menggelar pameran dan lelang karya seni sebagai bentuk penggalangan dana tambahan bagi korban bencana. Lukisan karya Eprisa Nova Rahmawati, mahasiswa difabel UMP, menjadi salah satu yang dipamerkan dan dilelang.

“Di sini digambarkan kondisi sumatera sekarang di mana langitnya mendung dan juga banjir bandang yang dibersamai dengan kayu gelondongan. Seperti menggambarkan kondisi sumatera sekarang, untuk mengingatkan kita betapa pentingnya untuk menjaga alam agar kejadian seperti ini tidak akan terulang lagi, melalui lukisan ini, saya berharap agar orang-orang sadar, untuk terus menjaga lingkungannya merawat pohon, agar alam juga menjaga kita,” jelas Eprisa.

Karya tersebut dipajang selama dua hari di Gedung Rektorat UMP, dan pengunjung yang hadir dapat melihat sekaligus membeli karya yang hasil penjualannya akan disalurkan untuk membantu korban bencana di Aceh dan Sumatera.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut