Cerita Banyumasan, Kisah Kehidupan Nini Rikem dan Kaki Tupon Episode 1 : Bojo Pengerten

BANYUMAS, iNews.id - Indonesia kaya akan bahasa dan budaya. Ada banyak cerita di kehidupan masyarakat dari masing-masing daerah yang diolah menggunakan bahasa Jawa.
Salah satunya adalah dialek Jawa ngapak Banyumasan atau basa Panginyongan, yang merupakan bahasa Jawa Tengah dari wilayah Barat. Bahasa Jawa dialek Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah eks-Keresidenan Banyumas.
Sebagai bahasa lokal Banyumas, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan dan melestarikan dialek Banyumasan adalah dengan menggunakan bahasa tersebut di dalam pergaulan.
Cerita Banyumasan kali ini berjudul 'Bojo Pengerten' (Suami yang Pengertian), mengkisahkan tentang nini Rikem yang memberikan bekal kepada kaki Tupon berupa sayur bening. Meski awalnya Nini Rikem ingin meminta uang ke kaki tupon, tapi ujung-ujungnya ia tak tega, hingga akhirnya, malah kaki tupon dengan inisiatif sendiri memberikan uang kepada nini Rikem.
Berikut jalan cerita Banyumasan yang ditulis dengan bahasa Banyumasan episode satu, seperti dirangkum iNews Purwokerto, Senin (9/5/2022).
Nini Rikem gasik ngirim bojone sing lagi ndaut neng sawah. Nyangking rantang, banene gipyak golih mlaku, bebede udar ora krasa nganti maduk sikile dewek.
"Jan, melu-melu bae dadakan copot gumun," nini Rikem gemrendeng dewekan.
Seuwise butul sawah, nini Rikem celuk-celuk kaki Tupon bojone.
"Ramane... kie tegene wis mateng, gagian mbok adem mengko ora seger."
Kaki Tupon mentas sekang beletan, banjur mereki bojone sing lagi nyiapna sarapan.
"Mulane, malem jemuah aja ronda butul esuk, dadi ora krainan kaya siki. Inyong dadi ke thurak-thurak kie... tege kembang gandul nyengget emper lor anune nini dakem, wis gagian kie di maem."
Editor : Arbi Anugrah