ALEX Kawilarang atau bernama lengkap Kolonel Alexander Evert Kawilarang menjadi sosok yang merintis cikal bakal kehadiran Kopassus.
Alex awalnya membantuk pasukan khusus TNI dengan nama Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwangi di Batujajar, Jawa Barat pada April tahun 1951.
Nah kesatuan inilah yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya Komando Kopassus saat ini.
Alex Kawilarang lahir pada 23 Februari 1920 di keluarga militer tentunya sudah tidak merasa asing lagi dengan segala hal tentang dunia kemiliteran di Indonesia. Ayahnya yang Bernama Alexander Herman Hermanus merupakan seorang mayor KNIL.
Karir Kawilarang di militer pun juga sudah tidak perlu diragukan lagi. Ia pernah menduduki sejumlah jabatan di militer, seperti komandan penumpasan Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), hingga Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).
Alex Kawilarang, buku "Kolonel AE Kawilarang, Panglima, Pejuang dan Perintis Kopassus"
Melansir Buku “Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1983” karya David Jenkins, Minggu (15/5/2022), Kawilarang dikenal sebagai sosok prajurit yang jujur, pantang menyerah, berdedikasi, tegas dan tak kenal kompromi. Seperti ketika Kawilarang disebut pernah menampar mantan presiden Soeharto yang saat itu menjadi bawahannya karena merasa ditipu dengan laporan palsu.
Saat itu Alex Kawilarang merupakan atasan Soeharto, sehingga siapa pun harus patuh padanya. Alex Kawilarang menjabat sebagai Panglima Wirabuana, sedangkan Soeharto merupakan Letnan Kolonel.
Hingga suatu saat Kawilarang pernah dihadapkan pada masalah pemberontakan. Saat itu, sekitar tahun 1950-an, Alex Kawilarang melapor pada Presiden Soekarno bahwa keadaan Makassar sudah aman, tidak ada ancaman militer dari pihak Belanda yang melakukan agresi di tanah Indonesia.
Namun ternyata Presiden Soekarno malah menyodorkan sebuah radiogram yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda menududuki Makassar. Bahkan, pasukan Soeharto yaitu Brigade Mataram yang bertugas mempertahankan kota Makassar, dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta