get app
inews
Aa Text
Read Next : Kilang Cilacap Gelar Apel Pasukan, Pastikan Keamanan Pasokan Energi Nasional saat Libur Nataru

Kisah Bos Cat Tembok Avian yang Lahir di Bekas Kandang Ayam dan Hadapi Masa-Masa Sulit

Minggu, 29 Mei 2022 | 12:45 WIB
header img
Hermanto Tanoko dulu lahir di bekas kandang ayam, sukses jadi bos cat Avian. Foto: avianbrands.com

JAKARTA, iNews.id - Siapa yang tidak mengenal PT Avia Avian atau Avian Paint, produk cat tembok terbesar yang banyak beredar di pasaran. Namun di balik suksesnya perusahaan tersebut ada sosok Hermanto Tanoko, pendiri Group CEO Tancorp Abadi Nusantara yang membawahi Avian Paint.

Dikutip dari berbagai sumber, Hermanto dan saudaranya, Wijono Tanoto masuk dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia 2021 versi Forbes. 

Bahkan, Hermanto dan Wijono Tanoto berada di peringkat 11 orang terkaya di Indonesia tahun lalu, dengan kekayaan mencapai 3,3 miliar dolar AS atau setara Rp48,3 triliun. 

Namun demikian, Hermanto Tanoko bukanlah sosok miliarder yang sudah terlahir kaya. Tapi dia terlahir dari etnis Tionghoa yang pernah berjuang menghadapi masa-masa sulit bersama keluarganya.

Kisah itu dialami keluarganya pada tahun 1959, dimana kala itu keadaan perekonomian keluarganya memburuk sejak diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 1960 tentang larangan bagi orang Tionghoa untuk berdagang eceran di kabupaten ke bawah, kecuali di luar ibu kota daerah. Selain itu, mereka juga wajib mengalihkan usahanya kepada warga berkebangsaan Indonesia.

Hingga akhirnya, kedua orang tua Hermanto yang berstatus WNA pada saat itu harus merelakan usaha, rumah, toko, dan kendaraan yang mereka milikinya. Seluruh aset yang dimiliki dijual dengan harga murah. 

Kehidupannya yang susah membuat keluarganya harus berpindah-pindah rumah karena tak memiliki tempat tinggal. Bahkan Hermanto sendiri lahir di sebuah rumah berukuran kecil yang dahulunya berfungsi sebagai kandang ayam

Hunian yang berlokasi di Kota Malang dengan ukuran 1,5 meter x 9 meter tersebut disewa oleh ayahnya pada 1962, tepat di tahun kelahiran Hermanto. Meski hidup susah, namun berkat kerja keras dan keuletan sang ayah, Hermanto bisa mengenyam pendidikan. 

Sang ayah, Soetikno Tanoko sempat menjadi petani palawija. Dia juga harus mengayuh sepeda dari Singosari ke Malang untuk menjual hasil bumi. Sedangkan ibunya berjualan pakaian bekas.

Editor : Arbi Anugrah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut