Satu tim peterjun sebanyak 13 orang prajurit menggunakan payung udara peninggalan Jepang, melompat dari pesawat C-47 Dakota RI 002.
Pasukan Kopasgat saat latihan
Mereka menerobos belantara hutan dan menjejakkan kaki di Kutawaringin, Kalimantan Tengah dalam rangka mengobarkan semangat perjuangan rakyat setempat melawan penjajah.
Bertitik tolak dari peristiwa heroik itu, berdasarkan keputusan Menpangau Nomor 54 tahun 1967, tanggal 17 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi Kopasgat.
Latihan bagi calon anggota Kopasgat diawali dengan terjun taktis statik atau terjun dengan membawa senjata dan perlengkapan tempur lain dari pesawat Hercules C130, dengan titik muat di Lanud Husein Sastranegara Kota Bandung.
Terjun taktis statik ini merupakan kemampuan yang wajib dikuasai para prajurit Kopasgat dan tak boleh ditawar-tawar lagi.
Selain terjun taktis statik, prajurit juga berlatihterjun bebas atau free fall. Latihan ini bertujuan untuk mengasah keberanian dan keterampilan terjun para prajurit baret jingga.
Dengan adanya kemampuan tersebut, maka sangat bermanfaat untuk menjangkau area operasi yang hanya bisa diakses dengan cara terjun payung.
Kemampuan terjun payung taktis tatis dengan persenjataan lengkap wajib dimiliki prajurit Kopasgat.
Selain itu prajurit juga berlatih menembak baik senapan maupun pistol, pertempuran jarak dekat (PJD), penyergapan terhadap teroris serta penyelamatan sandera.
Editor : EldeJoyosemito