get app
inews
Aa Text
Read Next : Operasi Sandhi Yudha, Misi Rahasia Kopassus di Belanda Intai Tokoh RMS dan OPM

Kemerdekaan Indonesia Pernah Diwarnai Pemberontakan Kelompok-kelompok Ini

Senin, 30 Mei 2022 | 11:15 WIB
header img

Di balik momen kemerdekaan Republik Indonesia, pernah tercatat adanya sejumlah kelompok yang melakukan aksi pemberontakan. Lahirnya kelompok-kelompok ini berdasarkan berbagai alasan. 

Ada yang bertujuan ingin menguasai wilayah, ada pula yang merasa tidak puas atas kebijakan pemimpin di eranya sehingga melakukan pemberontakan. 

Terhadap kelompok - kelompok ini kemudian dibubarkan secara paksa. Apa saja kelompok pemberontak itu? 

 

Partai Komunis Indonesia (PKI

PKI didirikan pada 1914 oleh tokoh sosialis Belanda, Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet. PKI adalah partai dengan ideologi komunisme yang pernah ada di Indonesia.  

Pada 9 Mei 1914, Sneevliet mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).

Pada kongres ISDV di Semarang pada Mei 1920, nama organisasi ini berubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH). Saat itu, Semaun menjadi ketua partainya dibantu Darsono sebagai wakil. 

Pada 1924, berdasar hasil kongres Komintern kelima, terjadi perubahan nama menjadi Partai Komunis Indonesia. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.

Hanya saja, seiring berjalannya waktu, PKI tetap melancarkan gerakan. Hingga kemudian muncul kembali ke permukaan.

Tokoh yang pernah terlibat dalam PKI antara lain, Semaun, Darsono, Musso, Amir Syarifuddin. PKI sempat melancarkan pemberontakan di Madiun. Hal ini dilatarbelakangi jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin yang tak lagi didukung usai kesepakatan Perjanjian Renville pada 1948.

 

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

APRA adalah kelompok milisi pro-Belanda yang muncul di era revolusi. Pemberontakan APRA dibentuk serta dipimpin oleh Raymond Westerling, mantan Kapten KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) atau yang biasa disebut Tentara Hindia Belanda.

Pemberontakan ini terjadi pada 23 Januari 1950 di Bandung. Pemicu pecahnya pemberontakan adalah hasil keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung sejak 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda.

Adapun hasil KMB, di antaranya Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pada akhir Desember 1949. Pada Februari 1950, APRA tidak berfungsi lagi. Hal ini karena Raymond Westerling melarikan diri, meninggalkan APRA tanpa pemimpin.

 

Republik Maluku Selatan (RMS)

RMS didirikan pada 25 April 1950. Kelompok ini berpusat di wilayah selatan Maluku. Saat itu, Maluku dikenal sebagai salah satu kota yang terkenal akan kekayaan rempah-rempah. 

Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur (NIT) Soumokil.

Soumokil ingin melepaskan wilayah Maluku dari Indonesia. Salah satu tokoh RMS bernama Manusama menyatakan, bergabungnya Maluku dengan Indonesia akan menimbulkan masalah. 

Manusama pun mengadakan rapat. Ia mengobarkan semangat anti pemerintah dan mengatakan bahwa orang Maluku tidak mau dijajah orang Jawa.

Kemudian, Maluku pun mengikrarkan RMS. Pemerintah Indonesia bertindak tegas dengan memberikan hukuman mati kepada kelompok RMS.

Editor : Arif Syaefudin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut