CERITA berlanjut, diselimuti rasa penasaran, Awe pun nekat kembali memasuki desa itu. Ia ingin mencari tahu lebih lanjut kenapa dirinya bisa keluar, sedangkan pendaki yang ia temui di sana tidak bisa kembali.
Singkat cerita, Awe kembali menemui jalan yang membawanya masuk ke desa gaib itu. Tak ada yang berubah di sana. Tanpa basa-basi, Awe langsung menemui sosok bapak-bapak pemilik rumah yang ia singgahi sebelumnya. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini ia temui sosok tiga pendaki yang terdiri dari dua perempuan dan satu orang laki-laki.
Malam harinya, untuk pertama kalinya Awe dapat berbincang dengan pemilik rumah itu. Anehnya, semua pertanyaan yang Awe lontarkan dijawab dengan kata “Rawuh” (yang artinya datang). Mulai dari nama desa, nama pasar, nama pria tersebut, hingga nama ketiga pendaki itu pun bernama “Rawuh”.
Bapak itu pun menjelaskan pada Awe bahwa Awe dan para pendaki yang ia temui di tempat itu sama-sama masuk melalui jalan yang sama. Mereka semua sama-sama “Rawuh” atau datang.
“Yang membedakan adalah hasil, pada saat kamu datang ke sini dengan baik, kamu dapat keluar, pada saat kamu datang ke sini dengan tidak baik, sampai kapan pun kamu tidak akan keluar,” jelas bapak itu dalam video yang diunggah oleh Kanal Youtube Saksimisteri seperti dikutip iNews Purwokerto, Senin (30/5/2022).
Sama seperti sebelumnya, keesokan harinya Awe diantarkan pada orang yang sama dengan orang yang mengantarkannya. Kali ini, Awe hanya menjumpai seorang pendaki wanita saja. Kemudian, Awe pun diajak Pak Rawuh ke ladang.
“Kalau sampeyan (kamu) mau tahu, kalian melek. Orang yang terakhir kamu lihat, dari tiga berkurang satu, itu masih golongan kamu, dia masih sama dengan kamu. Yang dua sudah tidak ada,” tutur Pak Rawuh.
Malam harinya, Awe dan pendaki wanita itu pun melek atau berjaga-jaga semalaman. Lalu, datanglah Pak Rawuh dan mengajak mereka ke luar. Di situ, mereka diminta untuk memperhatikan apa yang terjadi, yakni keramaian orang yang hilir mudik.
“Astafirullohaladzim, aku tidak tahu di dunia apa ya. Aku lihat sosok kepalanya itu orang, ke bawahnya itu udah kuda, buntutnya panjang, terus ada rambutnya. Kepalanya itu punya rambut, ya gondrong tapia gak gimbal, agak juntai ke bawah. Inikah siluman?” cerita Awe dalam Kanal Youtube Saksi Misteri.
Ternyata, sosok yang dilihat Awe itu adalah teman laki-laki dari pendaki wanita tersebut. Singkat cerita, Awe menceritakan apa yang dilihatnya pada Pak Rawuh dan Pak Rawuh kembali menyuruh Awe untuk memperhatikan.
Berikutnya, Awe menuju ke Desa Rawuh yang ketiga. Kali ini, ia mengajak pendaki wanita bersamanya. Di sana, Awe kembali bertemu dengan seorang pendaki laki-laki bernama Jalil yang sebelumnya pernah ia temui. Lalu, sama seperti sebelumnya, Awe kembali berjaga-jaga. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini hanya Awe seorang diri yang memperhatikan keramaian orang-orang.
“Mereka itu berbentuk sesuatu yang indah, kalau aku bilang tidak serem. Seolah-olah aku lagi berada di sebuah istana yang megah, megah bukan arti bangunan tapi orang-orang yang bersih, bercahaya. Tiba-tiba, sebelahku lewat, bunyi kuda. Itu mbak yang tadi sama aku, kok bisa dia jadi kuda? Lewat lagi, masnya yang tadi, jadi kuda juga,” kata Awe dalam video berdurasi 1 jam 20 menit tersebut.
Keesokan harinya, Awe pun meminta Pak Rawuh untuk mengantarkannya menuju kembali ke Desa Rawuh yang pertama. Sesampainya di sana, Awe langsung bertanya pada Pak Rawuh atas apa yang dilihatnya itu. Pak Rawuh pun menjawab bahwa tiga pendaki, dua perempuan dan satu laki-laki tersebut melakukan hal yang tidak senonoh dalam aktivitasnya mendaki.
Hal itulah yang kemudian membuat mereka tidak bisa keluar dari tempat itu. Pak Rawuh juga menambahkan bahwa dua orang yang berubah menjadi kuda itu belum meninggal. Sedangkan, tiga orang pendaki laki-laki yang pertama kali ditemui Awe dan salah seorang pendaki wanita, Pak Rawuh menjelaskan bahwa mereka telah meninggal.
“Tidak semua pendaki yang berbuat senonoh ada di sini. Mereka melakukan di tempat yang salah. Samarantu,” tegas Pak Rawuh.
Setelah mendapatkan kejelasan, Awe pun berhasil keluar kembali dari desa itu. Begitu keluar, Awe turun menuju basecamp dan kemudian pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Awe tersadar oleh orang tuanya bahwa ternyata ia tidak pulang selama 2 minggu, padahal yang ia alami hanya beberapa hari saja. Selesai.
Kalian juga bisa berbagi kisah dan pengalaman horor saat tengah melakukan pendakian. Cerita yang menarik nantinya akan ditayangkan di iNews Purwokerto. Klik disini untuk berbagi kisah horor saat mendaki Gunung.
Editor : Arbi Anugrah