Setelah sukses dengan bisnis garmennya, Chandra Lie mulai memiliki keinginan untuk merambah ke bisnis penerbangan lantaran ia kerap mengalami kesulitan pulang kampung dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Seringkali Chandra harus naik kapal selama 11 jam yang tak jarang terhalang ombak besar.
Dari kesulitan itulah, keinginan Chandra untuk merambah ke industri penerbangan semakin kuat. Chandra bersama saudaranya yakni Hendry Lie, Johanes B, dan Andy Halim, mengajukan izin untuk mendirikan sebuah maskapai penerbangan pada tahun 2000.
Beruntungnya, pengajuan izin bisnis maskapai bukan hal yang sulit pada waktu itu. Tak berselang lama, tepatnya pada 2003 izin operasi pun diberikan kepada maskapai dengan nama Sriwijaya Air tersebut.
Bermodal satu unit pesawat Boeing 737-200 yang membidik rute penerbangan domestik dengan harga terjangkau, kini Chandra dan saudaranya telah berhasil mengembangkan maskapai ini dengan pesat.
Jumlah armadanya hingga 2021 telah mencapai 48 pesawat Boeing yang melayani 53 rute. Tak hanya itu, untuk melebarkan sayap bisnisnya, Chandra pun membuka anak perusahaan baru bernama NAM Air yang melayani penerbangan feeder.
Meski sempat menjalin kerjasama dan masuk dalam manajemen Garuda Indonesia Group pada 2018, namun Sriwijaya Air dan NAM Air kembali memilih jalan masing-masing dan mengakhiri jalinan kerjasama ini pada 2019 lalu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait