Sepeninggal keduanya, ternyata aksi premanisme semakin meluas hingga ke luar daerah pelabuhan. Hingga di pertengahan tahun 60an terjadi konflik besar yang memakan banyak korban jiwa antar beberapa etnis penguasa daerah kekerasan di Tanjung Priok. Bahkan, sampai harus melibatkan pejabat tinggi militer yang juga tokoh masyarakat Bugis saat itu, yaitu Jenderal TNI Andi Muhammad Jusuf Amir dan Kolonel TNI Ahmad Daeng Setoedjoe untuk mendamaikan kedua kelompok yang bertikai.
Jenderal Jusuf merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis. Hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada Namanya. Namun dia melepaskan gelar kebangsawanannya pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi. Dia juga pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan.
Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan juga Ketua Badan Pemeriksa Keuangan. Meskipun masih ada aksi premanisme, namun Tanjung Priok yang kita kenal sekarang, sudah berubah jauh dan tidak sekeras dahulu, beragam etnis tinggal disana hidup dengan rukun.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait