JENDERAL Anton Soedjarwo Kapolri pada 1985. dan sebelumnya menjabat Komandan Korps Brimob pada 1974 sangat disegani bukan hanya di lingkungan kepolisian saja. Di jajaran TNI pun Jenderal Anton Soedjarwo sangat dihormati.
Kharisma Jenderal Anton Soedjarwo juga dihormati Jenderal LB. Moerdani. Saat menjadi Panglima ABRI, LB Moerdani menghendaki agar kesatuan Brimob masuk menjadi bagian dari TNI AD, karena kualifikasinya sama dengan prajurit infanteri. Ide ini langsung ditolak oleh Kapolri pada saat itu.
LB Moerdani tidak mau berlarut-larut memaksakan ide ini karena menghormati Anton Soedjarwo yang sama-sama pernah menjadi Tentara Pelajar dan mempunyai Bintang Gerilya. Begitulah sikap tegas Jenderal Anton Soedjarwo
Berkumis tebal dengan tubuh tinggi menjulang dan berbadan tegap, membuat laki-laki kelahiran Bandung, Jawa Barat ini, gampang dikenali banyak orang. Anton Sudjarwo, itulah nama polisi yang disegani oleh LB Moerdani jenderal intelijen andalan Presiden Soeharto di awal-awal Orde Baru tersebut.
Dalam buku, Resimen Pelopor, Peranan Pelajar Perang Kemerdekaan, diceritakan, Anton muda pernah angkat senjata sama seperti LB Moerdani, tergabung dalam Tentara Pelajar (TP), di daerah Kedu Selatan, Jawa Tengah.
Awalnya, ia membentuk Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Cabang Purworejo. Dalam organisasi ini kemudian dibentuk bagian pertahanan lebih banyak berkiprah dalam pertempuran melawan Belanda.
Setelah pengakuan kedaulatan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), Anton yang masih pelajar itu, melanjutkan pendidikannya hingga lulus SMA tahun 1952 di Magelang, Jawa Tengah, lalu melanjutkan ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus tahun 1954.
Laki-laki kelahiran 21 September 1930 di Bandung, Jawa Barat ini merupakan Komandan Pertama Datasemen Pelopor, Brimob, sebelumnya bernama Batalyon Ranger. Batalyon Ranger sendiri dibentuk guna menanggulangi gerakan separatis dan pemberontakan di dalam negeri.
Saat menyandang pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) Anton Soedjarwo masuk dan dilatih dalam bagian Batalyon Ranger juga angkatan pertama.
Pendikan Ranger dilaksanakan selama 22 minggu dan dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama selama 12 minggu latihan di Posong dan tahap kedua adalah latihan di Watukosek, Jawa Timur selama 10 minggu.
Lazimnya sebuah pasukan, Ranger (Resimen Pelopor, Menpor) juga memiliki beberapa komandan legendaris disegani. Di antara para komandan legendaris ini, hampir seluruhnya memiliki pengalaman tempur di masa Perang Mempertahankan Kemerdekaan.
Anton juga yang memimpin langsung pasukan Ranger tergabung pada RTP I tahun 1962 dalam Operasi Trikora. Ia berhasil melakukan infiltrasi ke Irian Barat (Papua) melalui Pulau Gorom.
Jenderal polisi ini yang berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih tepat pada 17 Agustus 1962, di wilayah Rumbai, Irian Barat. Karier puncak Jenderal Anton Soedjarwo adalah sebagai Kapolri, tahun 1985
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait