PURWOKERTO, iNewsPurwokerto.id - Perjuangan para pahlawan tidak saja merebut kemerdekaan, tetapi juga mempertahankannya. Menjelang HUT RI ke-77, banyak kisah perjuangan para pahlawan. Tak terkecuali di Purwokerto dan Banyumas.
Salah satu perjuangan yang dilakukan adalah mempertahankan kemerdekaan pada saat agresi militer Belanda. Memang, Indonesia telah deklarasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Namun demikian, sejak awal Belanda tidak pernah mengakui kemerdekaan Indonesia dan lahirnya Negara Republik Indonesia yang merdeka sepenuhnya.
Karena itulah, Belanda kembali datang ke Indonesia dengan membonceng pasukan sekutunya Inggris. Tepatnya pada 2 September 1945 dengan menggunakan kapal Cumberland yang mendarat di Tanjung Prok.
Liciknya Belanda ketika itu adalah, sewaktu pasukan sekutu kembali pulang, Belanda tetap berada di Indonesia.
Malah, Belanda membangun kekuatannya di Jawa. Jelas saja, pihak Indonesia menyadari keadaan yang semakin genting karena Belanda memersiapkan kekuatan.
Oleh karenanya, angkatan perang bersatu membentuk Tentara Republik Indonesia (TNI) untuk menghadapi Belanda.
Dalam buku Banyumas Membara Era Tahun 1945-1950, daerah Banyumas memiliki kekuatan personal dan persenjataan yang cukup lengkap serta baik, saat itu tengah kosong karena sebagian besar pasukan sedang bertugas di daerah Jawa Barat, Priangan Timur yang dipimpin oleh Lektol Moch. Bahroen (Dan Men 16). Pasukan ini baru kembali ke Banyumas setelah diberi izin Panglima Divisi Siliwangi.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait