Sejarah Monumen Bandajoeda Sebagai Saksi Perjuangan Rakyat Banyumas

Arbi Anugrah
Monumen Poedjadi Djaring Bandajoeda di Desa Gunung Lurah, Banyumas menjadi saksi peristiwa pertempuran pejuang Indonesia melawan Belanda. (Foto: iNews.id).

Penghadangan lainnya juga pernah dilakukan dijalur ini. Dengan seluruh kekuatan dari desa Kesegeran berangkat mengadakan pencegatan di tiga tempat sekaligus. Ketika konvoi Belanda yang berkekuatan tiga truk tepat dihadapan stelling Darjoen, satu truk diloloskan untuk jatah pasukan yang ada di Pageraji, sedangkan yang dua truk lainnya langsung disergap.

Pertempuran berlangsung hingga pukul 09.00 WIB, 10 orang musuh dapat dibunuh, dan merampas senjata dan menghancurkan truk-truk. Karena Belanda penasaran dan memiliki komunikasi yang lancar, beberapa saat kemudian datang bantuan mengendarai bren carrier. 

Desa Karanggude dibakar Belanda dan banyak rakyat yang ditembaki. Karena pasukan Indonesia tidak memiliki senjata penghancur kendaraan lapis baja, maka pasukan kembali ke desa Kesegeran. 

Selain penghadangan di jalur Purwokerto - Ajibarang, jalan kereta api juga dianggap vital oleh kedua pihak, dibeberapa tempat pernah dibongkar oleh para gerilyawan bersama -sama rakyat setempat. Setelah berlakunya perjanjian Renville oleh Belanda dapat diperbaiki lagi hingga berfungsi sampai ke wilayah Bumiayu.

Editor : Pepih Nurlelis

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network