Teks proklamasi dibacakan di kediaman Soekarno di jalan Pegangsaan Timur nomor 56 (sekarang jalan Proklamasi), Jakarta.
Pembacaan dilakukan langsung oleh Soekarno pukul 10.00 WIB.
Ada 12 Tokoh Proklamasi 17 Agustus Adapun, tokoh-tokoh yang menghadiri pembacaan teks proklamasi adalah Ki Hadjar Dewantara, Abikoesno Tjokrosoejoso, Buntaran Martoatmodjo, A. A. Maramis, Latuharhary, Anwar Tjokroaminoto, Otto Iskandardinata, K.H Mas Mansyur, Sajoeti Melik, Moewardi, A.G Pringgodigdo, dan Soewirjo.
Menurut laman setneg.go.id, Detik-Detik Proklamasi Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari.
Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantorkantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia (Hatta, 1970:53).
Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.
Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta.
Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. DiIa juga mengenakan stelan putih-putih.
Kemudian keduanya menuju tempat upacara. Marwati Djoened Poesponegoro (1984:92-94) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu.
Demikian sejarah menjelang detik-detik proklamasi Kemerdekaan RI. Tahun ini, upacara HUT RI ke 77 lebih banyak dikuti peserta seiring dengan melandainya kasus Covid-19.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait