5 Tingkatan Dosa dan Ampunan dari Allah, Simak Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Ahmad Haidir
Dosa dan salah tak ada satu manusia pun terlepas darinya. Ustaz Adi Hidayat dosa dan ampuan saling terhubung satu sama lain. (Foto: YouTube Adi Hidayat Official)

DOSA dan salah tak ada satu manusia pun terlepas darinya. Setiap hambaNya sengaja atau tidak disengaja melakukan kesalahan dan dosa.  

Maka itu, sudah sepantasnya sebagai seorang hamba senantiasa memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, dosa dan ampuan saling terhubung satu sama lain. Lalu terdapat tingkatan ampunan dari Allah Azza wa jalla yang didasarkan besar atau kecilnya dosa yang dilakukan manusia.

Ustadz Adi Hidayat, seperti dikutip dari kanal YouTube-nya Adi Hidayat Official, menjelaskan ada lima tingkatan dosa dan ampunan dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Seperti apa tingkatan tersebut? Berikut ini ulasannya.

1. Akhto

Adalah tingkatan paling rendah dari suatu dosa yang dilakukan oleh manusia. Akhto atau kesalahan yang dilakukan dan menurunkan sifat maaf dari Allah yaitu Al Afwu. Maka itu, terdapat doa yang berbunyi "Wa'fu anna" yang artinya ampuni aku Ya Allah dari kesalahan kecil yang mungkin tidak disadari.

2. Dhambun

Kesalahan yang mengandung nilai dosa yang punya konsekuensi tinggi adalah dhambun namanya. Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan sifatnya untuk mengampuni dosa itu namanya Ghafir. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman-Nya:

غَافِرِ الذَّنۡۢبِ وَقَابِلِ التَّوۡبِ شَدِيۡدِ الۡعِقَابِ ذِى الطَّوۡلِؕ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَؕ اِلَيۡهِ الۡمَصِيۡرُ

Artinya: "Yang mengampuni dosa dan menerima tobat dan keras hukuman-Nya; yang memiliki karunia. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah (semua makhluk) kembali." ( QS Al Ghafir: 3)

3. Dzunubun

Ketika suatu kesalahan mengandung lebih banyak lagi dosa, berubah jadi dzunubun. Pada tingkatan ini Allah Subhanahu wa ta'ala masih memberi peluang untuk mengampuni, maka Dia turunkan sifat selanjutnya yaitu Ghaffar.

Hal inilah yang dikatakan oleh Nabi Nuh Alaihissallam kepada umatnya dan diabadikan dalam ayat suci Alquran Surah Nuh Ayat 10:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ

Artinya: "Maka aku berkata (kepada mereka), 'Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun."

4. Dzunubun Ma'dzulmi

Selanjutnya dosa yang melebihi Dzunubun itu namanya Dzunubun Ma'dzulmi, ada zalimnya. Orang yang melakukan kezaliman pun masih diberi kesempatan untuk tobat. Itulah sifat Allah Subhanahu wa ta'ala yang bernama Ghafuurun.

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ مَّنَعَ مَسٰجِدَ اللّٰهِ اَنْ يُّذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهٗ وَسَعٰى فِيْ خَرَابِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ مَا كَانَ لَهُمْ اَنْ يَّدْخُلُوْهَآ اِلَّا خَاۤىِٕفِيْنَ ەۗ لَهُمْ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ وَّلَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Artinya: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat." (QS Al Baqarah: 114)

"Tafsir ayat tersebut bahwasanya orang yang bertobat dari kezaliman dan mendapat Ghafuurun, maka datanglah ke masjid dan memohon ampun dan melakukan pertobatan dengan sungguh-sungguh (penuh rasa takut) agar mendapat ampunan-Nya," jelas UAH.

5. Ishraf

Setelah zalim ternyata masih ada tingkatan dosa yang lebih tinggi sekaligus menjadi tingkat tertinggi dari kemaksiatan yang disebut Ishraf yang artinya berlebihan.

Ilustrasinya apabila orang lain melakukan kemaksiatan, ia merasa gatal untuk melakukannya juga bahkan mungkin merasa tersaingi. Dalam konteks ini pun, Allah Subhanahu wa ta'ala masih menurunkan ampunan-Nya yaitu Rahim, tingkatan ampunan tertinggi.

Hal ini seperti tertuang dalam kitab suci Alquran Surah Az Zumar Ayat 53:

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Artinya: "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

"Kesimpulannya adalah selama nyawa belum berada di tenggorokan, Allah Subhanahu wa ta'ala senantiasa memberikan kesempatan kepada hamba-Nya untuk bertobat dan memohon ampun," ucapnya

Wallahu a'lam bishawab.

 

 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network