JENDERAL Edi Sudrajat tak mampu menahan kekagumannya kepada Sersan Satu Tatang Koswara yang mampu menembak kepala pimpinan Fretilin saat operasi militer di Timor Timur dan kini lepas dari NKRI menjadi Timor Leste
Tatang Koswara ada legenda sniper atau penembak merunduk yang dimiliki TNI. Sebanyak 49 pemberontak Fretilin tumbang terkena tembakan Tatang Koswara.
Dalam buku "Satu Peluru Satu Musuh Jatuh" karya A Winardi yang dikutip, Sabtu (13/11/2021) dikisahkan prajurit Kopassus Letnan Ginting yang pernah mengawal Tatang dalam pertempuran mengakui kehebatan pria asal Cibaduyut Bandung ini.
Sniper Tatang Koswara
Ginting menyaksikan Tatang menembak kepala musuh dari jarak 300 hingga 600 meter.
Kekaguman Ginting kemampuan menembak Tatang dilaporkan kepada Kolonel Edi Sudrajat yang saat itu menjabat Dansatgassus. "Kamu benar-benar gila," kata Edi kepada Tatang.
Namun ada hal yang unik dan menarik dari Tatang Koswara. Tatang sengaja menciptakan sepatu dengan alas terbalik. Tujuannya untuk mengelabui pasukan musuh yang berpatroli.
Kebetulan keluarga besar Tatang perajin sepatu di Cibaduyut. Berkat pemahaman pembuatan sepatu, alas terbalik buatan Tatang bisa digunakan dengan nyaman.
"Alas terbalik terbukti efektif. Pernah saya dikejar-kejar lima personel pasukan musuh tapi mereka berhasil saya kecoh. Saya cukup melompat dan bersembunyi di semak, sementara para pengejara saya berlari-lari menuju arah yang berlawanan," kata Tatang.
Selain itu, Tatang juga mahir melacak jejak. Khusus korban yang ditembak di kepala biasanya darah yang berceceran di tanah ada campuran warna putih karena berasal dari cairan otak. Sedangkan jika darah berwarna merah dan jumlahnya banyak biasanya korban terkena tembakan di bagian dada.
Tatang Koswara adala penembak runduk TNI AD terbaik di Indonesia. Dia masuk daftar 14 sniper di dunia. Dalam catatan rekornya, dia menembak musuh sebanyak 41 orang dalam operasi militer Timor-Timur yang kini Timor Leste. Senjata andalannya Winchseter M-70.
Tatang sebelum bertempur di Timor-Timur berlatih sniper dan kursus anti-teror yang diselenggarakan oleh personel Green Berets di Batujajar, Bandung.
Tatang pertama kali menembak mati target saat bertempur di Lautern. Salah satu misinya tempur Tatang yang menghasilkan kill hingga 49 orang adalah ketika menghadang pasukan Fretillin di kawasan Remexico pada tahun 1977 lalu.
Tatang juga telah membekali diri dengan senapan Winchseter M-70, peredam suara dan 50 butir peluru kaliber 7,62 mm. Sesuai doktrin pelatih Green Berets, setiap sniper yang bertugas perang diperintahkan membawa 50 peluru. Sebanyak 49 peluru untuk musuh, sedangkan satu peluru yang tersisa untuk snipernya.
"Lebih baik seorang sniper mati bunuh diri daripada tertangkap musuh. Dengan misi tempur one way ticket itu," kata Tatang.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait