Pihak berwenang mengatakan bahwa senjata dan amunisi diselundupkan ke tahanan melalui kendaraan yang mengirimkan pasokan dan terkadang dengan drone. Kekerasan penjara terjadi di tengah keadaan darurat nasional yang ditetapkan oleh Presiden Guillermo Lasso pada Oktober yang memberdayakan pasukan keamanan untuk memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan lainnya.
Pada Sabtu (13/11), Lasso mentweet bahwa "hak pertama yang harus kita jamin adalah hak untuk hidup dan kebebasan, yang tidak mungkin jika pasukan keamanan tidak dapat bertindak untuk melindungi." Dia merujuk penolakan Mahkamah Konstitusi baru-baru ini untuk mengizinkan militer masuk penjara meskipun keadaan darurat.
Tentara saat ini berada di luar Litoral. Lembaga pemasyarakatan Ekuador mengalami gelombang kekerasan brutal. Sebelumnya pertempuran berdarah di dalam penjara Litoral yang menewaskan 119 narapidana terjadi pada akhir September lalu.
Insiden ini digambarkan oleh pihak berwenang sebagai pembantaian penjara terburuk di negara Amerika Selatan itu. Para pejabat mengatakan sedikitnya lima orang tewas dipenggal. Februari lalu, 79 narapidana tewas dalam kerusuhan serentak di berbagai penjara.
Sejauh tahun ini, lebih dari 300 tahanan tewas dalam bentrokan di penjara di seluruh Ekuador. Di luar penjara, kerabat narapidana berkumpul untuk berita tentang orang yang mereka cintai. “Cukup ini. Kapan mereka akan menghentikan pembunuhan? Ini penjara bukan rumah jagal, mereka manusia,” ujar Francisca Chancay, yang saudaranya telah mendekam di penjara selama delapan bulan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait