Kedua; riya, dari kata ro’a=melihat, maknanya ingin dilihat, ingin diperhatikan, mencari perhatian, maka beramal apapun juga و selalu dilakukan dengan pamer. Dalam surat Al Ma’un (107):4-6 Allah SWT berfirman:
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْن. اَلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْن. اَلَّذِيْنَ هُمْ يُرَاؤُن.
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, mereka orang-orang yang lalai dalam shalatnya, dan orang-orang yang riya”
Menurut Rasulullah saw riya tergolong kepada syirik kecil, karena dengan berlaku riya berarti hakekatnya mempersekutukan Allah dengan yang seseorang berbuat riya kepadanya (yang dia pameri).
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda :
اِنَّ اَخْوَفَ مَااَخَافُ عَلَيْكُمُ الْشِرْكُ الْاَصْغَرْ الرِّيَاءُ , يَقُوْلُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اِذَا جَزَاءَ النَّاسَ بِاَعْمَالِهِمْ : اِذْهَبُوْا اِلَى الَّذِيْنَ كُنْتًمْ تَرَاءُوْنَ فِي الدُّنْيَا فَاَنْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً؟
“ Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kailan adalah syirik kecil, yaitu riya. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari kiamat tatkala memberikan balasan atas amalan-amalan manusia: “pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya kepada mereka di dunia apakah kalian akan mendapatkan balasan dari sisi mereka. (Riwayat Ahmad V/428-429).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait