Hal tersebut terungkap dari buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri Teladan' karya Suhartono.
Karena harus diambil sesuai ketentuan Sekretariat Negara, Hoegeng pun akhirnya mengalah.
"Ya sudah, tetapi tolong disimpan di rumah Mas Dharto saja ya, suatu saat Hoegeng perlu, Hoegeng akan pinjam saja,”jelasnya.
Dharto juga tidak memiliki garasi, dia melapor ke atasannya di Biro I Bagian Organisasi dan Administrasi Sekretariat Negara.
Atasan Dharto kemudian meminjamkan satu garasi untuk menyimpan mobil dinas Hoegeng. Mobil dinas Hoegeng itu disimpan di garasi umum milik Sekretariat Negara.
Pada satu waktu, Hoegeng pernah meminjam mobil dinasnya karena ada keperluan keluarga. "Mas Dharto, boleh Hoegeng pinjam mobil Holdennya karena Hoegeng ada keperluan keluarga? Tolong diantar ke rumah ya, Mas Dharto?" ujarnya.
Dharto pun mengantarnya ke rumah Hoegeng. Keesokannya, mobil itu sudah dikembalikan lagi oleh sopir Hoegeng ke Dharto.
Ternyata, di setiap mobil dinas, ada pengumuman untuk keluarganya. “Mobil Dinas, Tidak Boleh Dipinjam.” Itu berlaku untuk mobil-mobil dinas apapun. Sepupu Hoegeng, Moehirman sebagai saksinya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait