Letjen TNI Soegito, Pembawa Jenazah Pahlawan Revolusi yang Sempat Gagal Taklukkan Nusakambangan 

Fahmi Firdaus
Ilustrasi Kopassus (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNewsPurwokerto.id – Keganasan Pulau Nusakambangan tidak hanya angker, tetapi alamnya juga ganas. Begitu juga yang dirasakan oleh Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) ini. 

Awalnya, tentara yang mengangkat jenazah Jenderal TNI Ahmad Yani itu pernah gagal pada saat mengikuti pendidikan komando.

Bagaimana kisah kegagalannya dan kemudian bisa berhasil? Berikut kisah Letjen (Purn) Soegito.

Sebagai anggota pasukan khusus, Soegito diwajibkan berjalan sejauh 500 kilometer (km). Bermula dari Batujajar, Jawa Barat menuju Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Di dalam perjalanan tersebut, setiap personel Kopassus mengikuti berbagai macam latihan yang berat. Latihan tersebut untuk dapat menguasai berbagai keahlian seperti teknik tempur, membaca peta, pionir, patroli, survival, mendaki gunung, pendaratan kendaraan, hingga taktik perang gerilya. 

Tidak hanya itu, personel pasukan khusus tersebut harus menguasai bagaimana bertempur di berbagai medan perang mulai dari perkotaan, pegunungan, perhutanan, rawa-rawa dan laut.

Makanya personel Kopassus merupakan pasukan khusus di bawah naungan TNI-Angkatan Darat. Korps yang berdiri pada 16 April 1952 awalnya disebut RPKAD.  Kopassus merupakan korps dengan kemampuan lengkap di berbagai bidang maupun medan lapangan.

Setiap personel memiliki kenangan masing-masing, begitu beratnya mengikuti Pendidikan komando di Nusakambangan.

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network