Kisah Jenderal LB Moerdani Pernah Dibentak Tentara yang Pangkatnya Lebih Rendah Gegara Salah Parkir

Tim iNews.id
Jenderal LB Moerdani pernah dibentak tentara yang pangkatnya jauh lebih rendah darinya hanya karena salah parkir kendaraan. Lantas bagaimana sikapnya mendapat bentakan tersebut? (Foto: Dok/Wikipedia   

JENDERAL LB Moerdani pernah dibentak tentara yang pangkatnya jauh lebih rendah darinya hanya karena salah parkir kendaraan. Lantas bagaimana sikapnya mendapat bentakan tersebut.   

LB Moerdani atau Benny Moerdani adalah  perwira intelijen era Orde Baru yang kemudian menjadi Panglima ABRI periode 1983-1988. 

Julius Pour dalam buku biografi "Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan," menyebutkan sekali waktu, Benny sowan ke kantor Kopkamtib hendak menjumpai Panglima Kopkamtib Laksamana Soedomo. 

Kunjungan Benny berkaitan dengan posisinya yang memangku jabatan penting sejumlah biro intelijen: asisten intelijen (asintel) Hankam, asintel Kopkamtib, dan wakil kepala Bakin (kini BIN). Dia pun menjadi Kepala Pusat Intelijen Strategis (Kapusintelstrat) di Hankam.


Panglima ABRI Jenderal TNI LB Moerdani bersama Danjen Kopassus Brigjen TNI Sintong Panjaitan.

Benny saat itu tak berseragam TNI, hanya mengenakan pakaian sipil. Tiba-tiba seorang anggota Korps Marinir AL, penjaga kantor Kopkamtib, menghampiri Benny dan serta-merta melontarkan bentakan. Rupanya, Benny salah memarkirkan mobilnya. Dengan tenang Benny mengalihkan kendaraannya ke tempat parkir, tanpa berbantah.

“Mungkin memang saya salah sendiri,  waktu itu pakai pakaian preman,” kata Benny.

Padahal jika mau, Benny bisa saja kasih “pelajaran” kepada anggota marinir yang membentaknya. Jurnalis Australia, David Jenkins mengungkap betapa luasnya kekuasaan Benny menindak dan mengintimidasi. Dalam kapasitasnya sebagai asintel Kopkamtib, Benny juga menjabat sebagai Kepala Satuan Tugas Intelijen (Satgasintel).

“Dalam hal ini, dia punya wewenang menggunakan aturan Kopkamtib untuk menahan orang selama 48 jam atau lebih. Sebagai Kapusintelstrat, dalam keadaan darurat dia punya wewenang kontrol operasional terhadap pasukan Kopassandha, yaitu 5.000 tentara komando ‘garda pretorian’ Hankam,” tulis Jenkins dalam Soeharto dan Barisan Jenderal Orba: Rezim Militer Indonesia 1975-1983

Namun bagi Benny, sebagai orang intel, dirinya merasa beruntung tak terlampau dikenal khalayak. Sebagaimana dituturkan Julius Pour, ketika Benny sudah berbintang dua, seorang kolonel masih juga sempat bertanya kepada penjaga Markas Hankam, “Lho siapa jenderal itu?”.

"Perwira ABRI saja nggak kenal saya,” kata Benny.

Menurut Julius Pour, ada sebuah petunjuk tak tertulis di kalangan wartawan Indonesia semasa Benny memegang kendali intelijen sampai dia menjabat Panglima ABRI. Foto Benny tak boleh sampai muncul di koran. Ketentuan tersebut telah ikut menjadikan wajah Benny tak banyak dikenal.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network