Hal tersebut karena kondisi tanah yang tidak rata. Sehingga asrama santri posisinya di atas, tapi kegiatannya di bawah. "Jadi, adanya daya listrik ini bermanfaat untuk pompa penyalur air," ujarnya.
Muhid menjelaskan, PLTS bantuan melalui program Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah tersebut dapat menghasilkan 10.000 Kwh dalam dua bulan. Artinya, pihaknya sudah ditopang sebesar 40 persen dari biaya sebelum ada bantuan.
"Satu bulan biasanya pembayaran listrik sekitar Rp2,4 juta sampai Rp2,6 juta. Sejak ada PLTS kami hanya membayar Rp1,2 juta. Kalau cuaca terang hanya Rp1,1 juta juga sudah pernah," kata dia.
Dari catatan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, di tahun 2021, sudah terbangun 995 kWp PLTS di Jawa Tengah yang dipasang dengan APBN 881 kWp dan APBD provinsi serta kabupaten 114 kWp. Jumlah tersebut akan bertambah dengan sedang dibangunnya PLTS atap pada kawasan UMKM dan pondok pesantren.
Artikel ini pernah dimuat di iNews.id dengan judul Potret Aktivis Santri Ponpes di Banjarnegara Menikmati Manfaat PLTS Bantuan Ganjar
Editor : Alfiatin
Artikel Terkait