“Bahkan ketika dongeng dibacakan saat sebelum tidur yang akan lebih membantu masuk ke dalam bawah sadar si anak sehingga dapat merekamnya dengan mudah,”papar Gita.
Gita juga mengemukakan tradisi mendongeng sebenarnya sudah diwariskan oleh leluhur kita secara turun temurun dari jaman kerajaan, dan menjadi pelipur lara bagi Raja dan biasanya pendongeng sendiri memiliki perlakuan khusus.
Dan sebagian dongeng–dongeng Nusantara tersebut telah terukirkan di candi candi Nusantara dan juga beberapa pararaton.
Kini Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud mencatat ada 945 cerita rakyat di 34 provinsi. Jumlah itu terdiri atas 465 dongeng, 385 legenda, dan 95 mite. Dapat terlihat bahwa jumlah terbanyak adalah dongeng.
Suasana pagelaran wayang kartun. (Foto: Istimewa)
Di tempat yang sama, Selamet Santosa yang juga pegiat Seni Kie Art mengatakan pagelaran wayang kartun yang dilakukan di Cartoon Village Sidareja merupakan salah identitas seni yang menjadi kekhasan di desa ini.
Slamet yang juga menjadi dalang kartun ini menjelaskan bahwa dirinya bersama dengan Kelompok Pemuda Kie Seni tetap berusaha mengadaptasi dan mempertahankan beberapa pakem atau pathokan dalam pewayangan seperti penggunaan pakeliran, adanya panayagan atau penabuh gamelan, tetap mempertahankan adanya sulukan, suwukan gendhing, proses jejeran wayang, serta tak lupa keberadaan tumpeng sebagai wujud keselamatan. Tak ketinggalan pengiring gamelan dengan Kie Karawitan Ageng yang di koordinatori oleh Laela Nindya Lasyarika dan Adam Fauzi Guntar.
Wayang kartun yang mengangkat lakon Dongeng 113 tahun Ujungan Sidareja ini bercerita mengenai asal usul Desa Sidareja pada jaman dahulu .
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait