Adapun asal usul ini juga masih dalam proses penjajakan dan pengumpulan datanya hingga semakin memperjelas sejarah masa lalu. Karena masih 60% Data yang terkumpul maka di bangunlah sebuah Dongeng yang terkonsepkan dengan permulaan yang jenaka adanya perselisihan wanita dikedua desa yang saling bersiteru antara penjaja Ondol dan Ciwel yang merupakan makanan tradisional dari ketela pohon.
Dalam dongeng ini juga terselipkan edukasi edukasi tentang makanan tradisional lengkap dengan filosofinya.
Gita sebagai penyusun cerita Dongeng ini yang disempurnakan dan dialihbahaskan dalam bahasa jawa ngapak, alus dan ngoko oleh Slamet Santosa selaku dalang dan Admin Budiarjo selaku pembina karawitan. Mereka berdua saling bersinergi dalam menggubah sulukan yang juga menjadi bagian penting dalam wayang ini.
Dua lagu ciptaan Admin Budiarjo selaku Pembina karawitanpun ikut melantun “Mbangun Deso “ dan “Cartoon Village Sidareja”
Dengan pagelaran wayang kartun, maka lahirlah satu lagi Kelompok Seni Kie Basa yang nantinya akan focus berorientasi pada pemberlajaran bahasa Jawa, tulisan Jawa, unggah ungguh adat Jawa, yang nantinya berharap anak anak akan kembali lagi secara fasih menggunakan bahasa Jawa.
Selain juga diselingi dengan sesi limbukkan dengan meminta penari lengger menari dari yang dipersembahkan oleh Kelompok Kie Tari, akhirnya wayang dongeng Ujunganpun ditutup dengan perdamaian antar desa, Sidareja yang artinya sejahtera.
Yang menarik adalah pembukaan diresmikan oleh Weye Haryanto. Dia dulunya adalah seorang kurator dari Museum Basuki Abdullah.
Kelompok Pemuda Seni lainnya juga menggelar pameran lukisan dengan judul “Dongeng Nusantara“ yang digelar hingga tanggal 11-20 Maret mendatang.
Slamet mengatakan bahwa kali ini karya dari Pemuda Seni mengangkat beberapa dongeng Nusantara dari beberapa daerah di Indonesia yang penuh dengan edukasi moral yang baik seperti Dewi Tantri dan dongengnya, Keong Mas, Timun Mas, dongeng Persahabatan Sapi an Sang Raja Hutan, Sasakala Gunung Kendang, Purbasari dan Purbararang.
Pagelaran wayang kartun yang dilakukan didesa terpencil ini, menarik perhatian sejumlah pengunjung dari Ibu Kota, Bandung dan Yogyakarta.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait