Berdasarkan hasil audit maternal perinatal tahun 2022 - 2023, kematian ibu di Purbalingga terbanyak terjadi di rumah sakit yakni 19 kasus. "Padahal 84% sebab kematian bisa dicegah, kalau penanganannya cepat dan rujukannya tepat ini kasus kematian ibu tidak terjadi. Ini yang perlu jadi bahan evaluasi bersama,"katanya.
Mengingat, Kabupaten Purbalingga sudah Universal Health Coverage (UHC), Bupati minta agar fasilitas kesehatan yang ada harus meningkatkan mutu pelayanannya. Selain itu, Bupati juga berpesan agar ada deteksi dini kepada bumil risiko tinggi untuk dapat pendampingan.
Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga, Jusi Febrianto mengungkapkan jumlah kematian ibu di Purbalingga tahun 2023 pada Bulan Maret ini sudah mencapai 6 kasus. Padahal target jumlah maksimal kasus kematian ibu tahun 2023 ini adalah 9 kasus.
"Pada bulan ke-3 saja kita sudah mencapai 6 kasus. Artinya ini warning system sudah menyala," katanya.
Tercatat 6 kasus tersebut, sebanyak 3 kasus diantaranya disebabkan pendarahan, 1 infeksi dan 2 karena penyakit jantung. Dinkes Purbalingga juga mencatat per Maret ini di Purbalingga terdapat 6355 bumil, sebanyak 226 diantaranya bumil dengan anemia ringan, 11 anemia berat, 106 hipertensi dan 4 bumil risiko tinggi dengan penyakit jantung.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait