Lantas bagaimana kiat menghadapi tantangan itu, menurut Joko yang kerap mendapat sapaan Pak Jokowi itu mengatakan, agar santri MBS Zam-Zam harus memiliki tiga karakter. Yaitu berintegritas, memiliki referensi kuat dan kemampuan untuk bekerja sama dengan siapapun.
“Kalau orang itu berintegritas, pasti orang itu cerdas, bisa dipercaya, amanah, jujur dan dia bisa menyampaikan li i'la'i kalimatillah atau meninggikan kalimat Allah, dengan bahasa yang hikmah,” tandas Ka Dindik yang mangaku selain rasulullah, beliau juga mengidolakan sahabat Umar dan Ali serta bapak Proklamator Indonesia, Ir. Soekarno.
Sementara menurut Kepala SMP MBS Zam-Zam, Ustadzah Evy Nurhidayati mengatakan, kegiatan Life Skill Training ini merupakan bekal santri kelak setelah berada di kehidupan masyarakat yang sebenarnya. Kegiatan ini diisi dengan pelatihan menjahit, pelatihan imam dan muadzin, pelatihan canva, outbond dan camping serta aksi bersih lingkungan yang berlangsung Kamis – Selasa, (1-6/06/2023). Kegiatan khusus bagi santri kelas 9 ini dibuka oleh Direktur PPM Zam-Zam Muhammadiyah, Ustadz Arif Fauzi.
Dalam sambutannya, Ustadz Arif menjelaskan tentang kandungan doa ‘sapu jagat’ yang berisi pentingnya meraih kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Doa itu mengajarkan konsep keseimbangan. Bukan hanya sukses di dunia, sedangkan akhiratnya gagal. Atau akhiratnya sukses, tetapi dunianya tidak terpikirkan.
Hal itu menjadi dasar dalam pola pendidikan yang dirancang oleh jajaran Pimpinan Podok Pesantren juga Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cilongok. Termasuk keinginan para wali santri ketika akan memondokkan putra-putrinya ke pesantren. Mereka tidak hanya ingin anaknya salih dan salihah saja. Atau hanya unggul akademiknya.
“Para orang tua berharap agar anak-anaknya meraih kesalehan pribadi dan kecerdasan kademik, alias meraih prestasi dunia dan akhirat. Dalam ilmu keduniawian kita kuasai, termasuk yang kita selenggarakan ini sebagai pembekalan jiwa-jiwa kewirausahaan, kemandirian. Karena anak-anak akan hidup pada suatu masa dimana zamanya berbeda antara sekarang dan di kemudian,” pungkas Ustadz Arif.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait