Kisah Aipda Agus Miswanto yang Dirikan Ponpes untuk Bangun Generasi Religius

Elde Joyosemito
Aipda Agus Miswanto mendirikan pondok pesantren untuk membangun generasi religius. (Foto: Istimewa)

PURBALINGGA, iNewsPurwokerto.id-Ketika sore hari tiba, Aipda Agus Miswanto mulai berkemas, setelah seharian dia bekerja Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Polres Purbalingga. Tugasnya antara lain mengurus berkas pengurusan pensiun, pembinaan kerohanian dan mental serta mediasi permasalah rumah tangga para anggota Polres Purbalingga.

Dengan sepeda motor yang setia menemani, ia pun pulang ke kediaman di Desa Brobot, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga. Sekitar 10 menit, ia sampai tujuan. Ternyata di musala depan rumahnya sudah menanti beberapa anak dan orang tua. Mereka menunggu Agus untuk salat Ashar berjamaah. Masih berseragam polisi, Agus datang ke musala sembari mengenakan peci. Setelah mengambil wudlu, dia lalu menjadi imam. 

Usai salat, dia mulai mengajari anak-anak di situ membaca huruf hijaiyah dan hafalan surat pendek serta doa sehari-hari. Setelah anak-anak selesai giliran ibu-ibu di sekitar rumahnya yang belajar mengaji hingga menjelang Maghrib. Metodenya sama, menggunakan Yanbua, salah satu metode membaca huruf hijaiyah.

"Keseharian saya saat ini, setelah pulang dari bertugas di Polres Purbalingga, di rumah mengajar ngaji," katanya, Senin, 7 Agustus 2023.

Aipda Agus Miswanto menjadi anggota Polri pada tahun 2003. Pria kelahiran Purbalingga, 30 Agustus 1984 ini menikah dengan Rahayu Murfisari yang berprofesi sebagai bidan. Agus saat ini menjabat sebagai PS Kepala Urusan Watpers Bagian SDM Polres Purbalingga.

Selain sebagai anggota Polri, Aipda Agus Miswanto merupakan guru ngaji. Dia pengasuh Pondok Pesantren Daruttaqwa yang berada di kompleks rumahnya. Baginya, mengajarkan ilmu agama adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa, negara, agama dan gurunya. Menurutnya, dia mendapat ilmu dari para guru harus diajarkan sehingga ilmu itu bermanfaat bagi umat.

Agus memeroleh ilmu agama belajar dari beberapa ulama. Antara lain almarhum KH Arifin Ilham di Gunung Sindur, KH Umar Kedungparuk Purwokerto, Kiai Khotibul Umam Sirandu dan Kyai Ibrahim Kalimanah Purbalingga.

Keinginannya mengajar ngaji pada 2016 silam di mana di lingkungan sekitarnya tidak ada kegiatan mengaji dan keagaman rutin. Musala sekitar juga sepi dari kegiatan mengaji. Dengan bekal ilmu agama yang dimiliki, Agus lalu membuka majelis baca Alquran di musala itu. Dia ingin agar anak-anak khususnya di lingkungan menjadi anak yang salih dan salihah. Awalnya jamaah sedikit, paling banyak 10 orang. Namun dia tetap istikomah mengajari anak-anak dan orang tua membaca tulis Alquran.

Jumlah jamaah semakin banyak dan musala tempatnya mengajar kurang cukup menampung jamaah. Pada 2022 orang tuanya mewakafkan tanah dan dibangunlah masjid kecil di sebelah rumahnya. Di situlah dia melanjutkan mengajar ilmu agama. Pada tahun itu juga, dengan keyainan niat beribadah kepada Allah, dia membuat yayasan dan mendirikan Pondok Pesantren Daruttaqwa. Di sebelah musala juga sudah ada rumah yang dibuat sejumlah kamar untuk santri mukim.

"Sebagian santri dari lingkungan sekitar. Tapi juga ada dari desa lain dan mukim di sini," katanya.

Dalam mengajar mengaji, yang tadinya ia lakukan sendiri, sekarang sudah dibantu oleh tiga ustadzah dan seorang hafidz. Kegiatan pesantren yakni ngaji baca tulis Alquran untuk anak-anak setiap hari. Untuk ibu-ibu setiap Senin, Kamis dan Sabtu. Sedangkan untuk bapak-bapak setiap malam Jumat selepas Isya.

Editor : EldeJoyosemito

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network