Dalam kesempatan yang sama, Asisten Ekonomi Pembangunan Kabupaten Banjarnegara Riatmojo Ponco Nugroho lebih menekankan pada potensi terbukanya peluang usaha yang muncul karena program BPBL.
"Program ini untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik terlebih listrik sudah menjadi kebutuhan pokok, bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk penerangan tapi juga kegiatan produktif dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Banjarnegara,” kata Ponco.
Senada, Staf Ahli Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Chairuddin berharap Program BPBL dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Menurutnya, mandat dalam Peraturan Presiden tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan termasuk dalam hal menyiapkan ketersediaan dan kecukupan energi bagi keluarga tidak mampu.
“Semoga dengan program BPBL, angka kemiskinan ekstrem turun dan PLN dapat terus memberikan kemudahan layanan,” ujar Chairuddin.
Riswan (47 tahun), buruh harian lepas dari Desa Merden, merupakan salah seorang penerima manfaat program BPBL. Sehari-hari ia bekerja sebagai buruh bangunan, namun sesekali ia bekerja mencangkul di ladang orang. Ia hanya tinggal berdua dengan ibunya yang sudah berusia lanjut. Berpuluh tahun sudah ia menyalur listrik ke sebelah rumahnya.
“Dulu nggak enak sering mati lampu dan anjlog. Tidak bisa pasang listrik sendiri karena belum mampu, belum ada biayanya,” ujarnya.
Ia bersyukur sekarang sudah mendapatkan instalasi listrik sendiri di rumahnya.
“Luar biasa senang punya listrik sendiri,” tutur Riswan.
Selain meningkatkan rasio elektrifikasi, program BPBL juga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemandirian masyarakat. Dengan memiliki akses listrik sendiri, masyarakat penerima manfaat BPBL diharapkan tidak lagi tergantung penyediaan listrik dari tetangga. Masyarakat penerima program BPBL akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 kotak kontak, pemeriksaan, pengujian instalasi, penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO), serta penyambungan ke PLN dan token listrik perdana.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait