Bagaimanapun, amarah publik terhadap kasus ini tak kunjung mereda. Warganet mendesak aparat setempat memikul tanggung jawab.
"Perempuan tersebut adalah manusia, bukan barang. Setelah melahirkan delapan anak selama 20 tahun, dia baru ditemukan sekarang? Semua departemen pemerintah dan lembaga yudisial yang terlibat tidak ada yang tidak bersalah," tulis seorang warganet.
Diskusi daring mengenai kasus ini disensor sejak viral pada Jumat lalu. Aparat telah menghapus sejumlah unggahan yang membahas perdagangan manusia dan menyensor sebuah frasa, yaitu "Delapan Anak Xuzhou".
Namun, ada frasa yang dipertahankan, yaitu "Pernyataan Aparat mengenai Perempuan Delapan Anak dari Distrik Xuzhou Feng". Frasa itu dilihat lebih dari 190 juta kali dengan 56.000 komentar pada Senin (31/1/2022). Sebagian besar diskusi bersikap kritis terhadap respons aparat setempat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait