Seorang pejabat UEA mengatakan terlepas dari kenyataan bahwa Israel memiliki hubungan diplomatik dan militer yang erat dengan UEA, gagasan bahwa negara-negara Arab akan datang untuk membangun kembali dan membayar tagihan atas apa yang terjadi saat ini hanyalah angan-angan.
Keputusan Netanyahu untuk mendekati Abu Dhabi tampaknya merupakan keputusan yang putus asa. Tak lama setelah larangan perjalanan diberlakukan, Kementerian Pertahanan Israel merekomendasikan agar sejumlah pekerja Palestina diizinkan masuk ke Israel, untuk mencegah keruntuhan perekonomian Tepi Barat dan potensi kekerasan yang mungkin terjadi setelahnya.
Menurut laporan Axios, meskipun ada tekanan dari Kementerian Pertahanan dan badan intelijen Shin Bet, Netanyahu menolak untuk membawa masalah ini ke pemungutan suara di kabinet keamanannya setelah Smotrich—yang berasal dari pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat—dan beberapa menteri sayap kanan lainnya mengancam akan mengundurkan diri dan meruntuhkan pemerintahannya.
Tepi Barat dikelola oleh pemerintahan boneka Otoritas Palestina (PA) yang dikendalikan Israel dan Barat, bukan Hamas. Makanya terhindar dari pemboman dan kehancuran besar-besaran oleh militer Israel.
Meski Tepi Barat dikelola pemerintahan boneka Otoritas Palestina, namun warganya tidak tunduk dan patuh kepada mereka. Bentrokan sporadis terus terjadi di Tepi Barat, telah merenggut nyawa 330 warga Palestina dan beberapa lusin warga Israel di wilayah tersebut sejak bulan Oktober 2023 lalu. Laporan lain dari Channel 12 menyebutkan, bahwa wilayah Tepi Barat berada di ambang eskalasi besar.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait