Purwokerto, iNews.id - Larangan mudik yang diterapkan pemerintah berimbas pada sepinya dagangan pemilik warung-warung di pinggir jalan yang biasa dilalui para pemudik. Seperti di sepanjang jalan sepanjang jalan Ajibarang, Banyumas, pedagang mengeluhkan sepinya pembeli karena tidak ada lagi pemudik yang mampir ke warungnya.
"Sepi, tidak ada pemudik yang mampir, biasanya sudah banyak yang mampir, apalagi ini lebaran sudah dekat. Saya pasrah semoga dagangan laku,” kata Karsiti, pemilik warung kepada wartawan, Minggu (19/5) kemarin.
Dia mengatatakan jika dirinya nekat membuka dan mendirikan warung di tengah larangan mudik oleh pemerintah. Pasalnya, sudah menjadi kebiasaan warga di sepanjang jalan utama Cirebon – Purwokerto ini berdagang ketika masuk musim mudik lebaran.
Namun sayang, pemudik tahun ini dan tahun sebelumnya tidak seperti arus mudik tahun – tahun sebelum adanya Covid-19. Akhirnya banyak pedagang yang memutuskan untuk menutup warungnya atau merubah fungsi warung menjadi tempat penyimpanan barang.
“Biasanya kita membuka warung ini jauh hari sebelum masuk masa mudik, kali ini justru sepi, akhirnya banyak warung yang jadi tempat penyimpanan kayu, atau tutup dan tidak lagi digunakan,” ujarnya.
Selain Karsiti, ada beberapa warga yang juga tetap nekat membuka warungnya untuk mengadu nasib, walaupun dirinya tahu jika tidak ada pemudik yang mampir ke warungnya.
Salah satunya Narto yang juga tetap nekat membuka warung di pinggir jalan dengan modal menyewa tanah warga dan membeli barang dagangan, meskipun dirinya tahu jika warungnya akan sepi dari pemudik. Dirinya mengaku pasrah, sambil menghabiskan sewa lahan untuk warungnya.
"Keinginan saya warungnya ramai dan laku daganganya.tapi ngga tahu kondisinya seperti ini tidak boleh mudik. Sekali saja semoga laku,” ujarnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait