Sementara itu, General Manager Badan Pengelola (GMBP) Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo, menyatakan bahwa Geopark Kebumen tidak hanya membahas keanekaragaman geologi, budaya, dan hayati. Kawasan Bulupitu dianggap sebagai tempat yang ideal untuk menunjukkan bagaimana kearifan lokal mampu menjaga keanekaragaman hayati.
"Di Bulupitu, kita dapat melihat bagaimana masyarakat mampu menjaga kekayaan budaya dan alam, sebagaimana yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke sini," ujarnya.
Sigit menambahkan bahwa saat ini Geopark Kebumen sedang dalam proses pengajuan menjadi UNESCO Global Geopark (UGGp). Persiapan terus dipercepat, mulai dari penguatan tim hingga persiapan di beberapa situs yang akan disurvei langsung oleh Tim UGGp pada pertengahan tahun 2024 ini.
"Saat ini, prioritas kami adalah persiapan menuju UGGp. Kami akan menerima kunjungan langsung oleh Tim UGGp, dan persiapan di geosite (situs) kami sudah mencapai 60 persen, dengan total 41 geosite, 10 culturesite, dan 7 biosite yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Kebumen," tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait