Dengan upah sebesar Rp 350 ribu per orang dianggarkan oleh Desa Kalisalak, Kusnanto dan Agus Salim tetap ikhlas menjalankan tugas menjaga terowongan bersejarah itu.
Walaupun dibayar sedikit, tapi saya ikhlas, saya merawat saluran irigasi Sanbasri sepanjang itu untuk kebutuhan banyak orang, saya menganggap ibadah. Di pikiran saya, dua orang sedang dipercaya untuk melanjutkan perjuangan orang dulu yang menembus igir bukit yang berupa batu ditata sampai sekarang, saya melanjutkan melanjutkan perjuangan," katanya.
Perihal jadwal rutin pembersihan terowongan, Agus Salim menjelaskan bahwa dirinya dan Kusnanto tak pernah menentukan waktu. Yang jelas, mereka akan melakukan pengecekan hingga empat kali dalam seminggu. Semua itu ditentukan oleh faktor cuaca dan kendala yang menghambat jalannya saluran air.
"Makanya, kalau ada bencana, saya tetap fokus ke saluran air, ada apa pun di dalam terowongan yang menyumbat jalan air, pasti saya masuk sama Pak Kus, saya bersihkan di dalam. Rasa was-was pasti ada, namanya kita di dalam tanah, pasti ada was-was," ucap Agus.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait